Selasa sore, 18 April 2023. Lelaki itu merasa lega karena baru menyelesaikan sebuah karya tangannya untuk digantung di depan mata pelanggannya. Kerangka kacamata baru itu didominasi pulasan biru kehijauan dengan sentuhan lapis warna-warni di sisi dalamnya. Merancang aksesori bingkai kacamata dari limbah papan skateboard itulah pekerjaan si lelaki.
Mario Gunlani Chopin namanya. Orang-orang kenalannya menyapanya Oki. Kepada kami, tim Sampaijauh.com, Oki membagikan pengalaman hidup dan kisahnya bergulat di papan seluncur. Ya, setelah malang-melintang di dunia olahraga skateboard pada 1990-an, Oki menekuni aktivitas memotong, mengukir, dan menghaluskan papan skateboard bekas yang sudah tak terpakai.
Menamakan usahanya “Backyard Recycled”, Oki merakit dan mengolahnya menjadi deretan bingkai kacamata berpola cerah-ceria. Setiap satu bingkai dibuatnya dengan “passion”, cinta dan derita. Tak dimungkiri, karya tangannya pun terbilang eksklusif dan terbatas karena dibuat sesuai pesanan alias custom order.
“Yang namanya custom order terus handmade kan nggak semua orang bisa punya. Yang pasti gue ngerjainnya pakai hati, bukan cuma cari duit,” kata Oki, saat ditemui di studionya di kawasan Pluit, Jakarta Utara.
Simak penggalan percakapan Cerita Sampai Jauh Mario “Oki” Chopin berikut ini, Sob!
Kapan pertama kali aktif berseluncur di atas papan skateboard? Apa yang berkesan sebagai skaters?
Ya, SMA-lah, tahun 1998 gue sudah mulai main skateboard. Ya sejujurnya, skate tuh keren aja. Dari fesyennya, terus dia tuh cowok banget kalau main skate. Gue coba main skate.
Terus gue tertarik dengan adrenalinnya. Pas lu meluncur di atas papan, pas lu cobain trik dan berhasil gitu, wah keren banget, Men. Itu yang gue suka.
Bagaimana Mario pertama kali memiliki ide untuk mengembangkan usaha membuat bingkai kacamata?
Gua bersama temen gua, Rian Novianus. Dia itu (dulu kerja) di salah satu skate shop. Ada kacamata dari limbah papan skate. Dari obrolan iseng-iseng pada saat nongkrong sama Rian, gak jelas ngapain, “Yuk, mancing ke laut!” Nah, ngobrol tuh. Dari obrolan Itu, yuk cobalah. Dengan alat-alat seadanya, bikin-bikin.
Gua suka diajak temen-temen gua, komunitas skateboard, Jakarta Skateboard. Mereka sering bikin event, dan gua dipercaya jadi MC (pembawa acara) beberapa kali. Dan itu terus-terusan, tiap-tiap tahun.
Dan (kacamata) itu enak juga buat fesyen, kan. Karena MC itu kalau panas, kena cahaya matahari jadi harus pakai kacamata. Lebih keren ajalah… Kenapa gak gua buat sendiri?
Apa hal menarik dari mengumpulkan bahan kayu limbah papan seluncur?
Dengan seiring perkembangan zaman yang semakin maju, kita udah mulai gampang, nih di Indonesia, skateboard udah mulai maju. Papan skateboard udah mulai masuk. Lokal juga udah bisa punya brand skate. Alangkah baiknya kalau limbah-limbahnya bisa gua kumpulin bisa jadi sesuatu.
Papan skateboard ini unik ya. Dia kalau disatu-satuin layer-nya bisa warna-warni. Jadi ciri khas papan ini ada tujuh lapis, terus warna-warni. Menandakan brand ini papannya bisa warna macem-macem. Jadi ya, gue pake aja.
Sebenarnya sih, satu garisnya masih tetep sama ya. Gua hobi skate, main skate, lingkungan gua, circle gua, anak-anak skate juga. Dan lagi temen-temen gua ikut support. Gue terus di-support sama mereka.
Gue dikasi (papan bekas) secara cuma-cuma, kadang ada beberapa yang beli. Dan lagi mereka sekarang yang gua minta-mintain ini bisanya mereka udah pada punya sponsor. Rata-rata tuh mereka dua atau tiga bulan itu dapat dua papan.
Jadi, ya, abis dipakai mereka, daripada dibuang atau gimana, mereka kasih ke gua.
Gua pasti kumpulin (papan seluncur) yang bagus-bagus. Ada beberapa yang masih layak pakai, gua simpan. Kelak gue liat ada anak-anak main papannya udah jelek, gua tuker. Nih, lu pake. Jadi kadang gua suka gak ikhlas, kalau papan masih bagus, gua potong.
Pasti tahu, kan, bahannya maple. Maple itu tumbuhnya nggak ada di negara tropis. Mungkin ada di lintang-lintang tertentu atau di beberapa musim. Semakin lama, (kayu maple) semakin kuat dan ringan.
Apa saja modal awal mengembangkan usaha bingkai kacamata ini?
Modal sih sebenarnya modal nekat sama modal pede aja. Masa orang lain bisa, gua gak bisa. Ya gue berusaha, pelan-pelan, dan pada saat kita mau mulai coba-coba lagi, nih, si Rian Novianus cabut dari Jakarta urusin usaha bapaknya. Ditinggalin-lah gua dulu beberapa alat.
Gua coba untuk kembangin sendiri pelan-pelan. Ternyata susah bikin bingkai kacamata.
View this post on Instagram
Berdikari
Menemui hambatan membuat Oki tak serta-merta merancang bingkai kacamata. Dia justru mengawali usaha membuat aksesori yang berukuran mini, antara lain kalung, gelang, cincin, dan sisir. Pemasukan dari situ dia kembangkan untuk melengkapi peralatan merancang dan mencetak bingkai kacamata.
Dia melakukannya secara learning by doing dan otodidak. Sesekali dia bertukar pikiran dengan sejumlah pengusaha skateboard yang lebih jago. Mencakup terima pemesanan, pembuatan, dan pemasarannya, Backyard Recycled kini berkembang pesat meski hanya dijalani Oki one man show.
Setiap pengerjaan bingkai kacamata pesanan pelanggannya mengalir lancar dan membahagiakan. Satu bingkai untuk satu orang pemesan dikerjakan dalam kurun 10 hari. Ternyata, kata Oki, penggemar bingkai kacamata buatannya menjangkau hingga kalangan selebritas, di antaranya aktor Donny Damara dan penyanyi Udjo “Project Pop”.
Dia pun tak segan memasang harga cukup tinggi, Rp1 juta untuk setiap bingkai yang lain daripada frame kebanyakan. Unik dan menarik.
“Kenapa gua pasang tarif satu juta, karena ini buatan tangan gua. Dan buat yang masih pasang harga murah kayak gini, selagi lu gak pasang harga, gak ngehargain diri lu, hasil karya lu sendiri, harga lu cuma segitu-segitu aja. Nggak bakal naik,” ujarnya, mantap.
“Gue menikmati banget untuk ngerjain ini.”
Dobrak Stereotipe
Dunia skateboard dan pencintanya di Indonesia tak jarang ditempeli pandangan miring. Stereotip negatif sebagian masyarakat umum pada skaters seperti berandalan atau anak gak taat peraturan disanggah oleh Oki. Menurutnya, seperti hobi lainnya, skateboard berpeluang menjadi aktivitas bermanfaat bahkan menguntungkan.
Belakangan, perkembangan peminat skateboard pun merambah usia sekolah dasar. Maka, Oki berharap, hal ini memerlukan itikad baik dari pemerintah bersama komunitas skaters untuk bahu-membahu mendukung ekosistem olahraga skateboard yang bagus dan sehat.
“Buat pemerintah, nih. Ngobrol dong dengan anak-anak skate, dengan anak-anak komunitas skateboard, dirangkul gimana cara bikin yang bagus, gimana cara bikin yang benar-benar. Ibaratnya men-support mereka main, gak sekadar bikin malah jadi wahana bermain anak-anak buat main perosotan,” katanya.
Bagaimana sisi lain kisah Mario “Oki” Chopin keluar dari lingkaran setan hingga ciptakan dunia kreatifnya sendiri?