Kemenyan biasa dikaitkan dengan dunia supranatural atau dibakar pada acara ritual mistis, namun ternyata komoditi Indonesia yang memiliki nilai unggul dan ekonomis tinggi sehingga banyak diekspor ini memiliki manfaat lain yaitu bisa dijadikan parfum yang sangat harum dan juga lembut yaitu Parfum Tobarium.
Salah satu daerah yang kerap menghasilkan resin kemenyan adalah Sumatera Utara tepatnya di daerah Danau Toba yang mencapai 5.000 ton kemenyan per tahun. Selama ini, ribuan ton resin kemenyan (styrax sumaterana) itu selalu diekspor dengan harga murah dan ketika masuk ke dalam negeri sudah menjadi parfum dengan harga lebih tinggi. Padahal ternyata Indonesia bisa memproduksinya sendiri di dalam negeri.
Hal ini yang mendorong peneliti di Balai Litbang LHK Aek Nauli untuk membuat parfum kemenyan dan diracik oleh tangan dingin Cut Riziani Cholibrina. Parfum Tobarium ini dibuat minyak kemenyan dan digabungkan dengan minyak atsiri dari flora di hutan tropis Indonesia.
“Jadi minyak kemenyan digunakan sebagai agen pengikat dari berbagai minyak atsiri yang kita campur. Sehingga jadi lebih tahan lama, menguatkan aroma. Karena kemenyan sering digunakan sebagai sarana peribadatan, parfum ini juga bisa digunakan sebagai aromatherapy dengan efek relaksasi,” jelas Aswadi, salah satu penriti BP2LHK Aek Nauli.
Kelebihan kemenyan yang menjadi bahan dasar parfum ini adalah tidak mengandung alkohol dan tingkat konsentrasi larutannya tinggi, sehingga bisa tahan lama, bahkan hingga 16 -24 jam.

Saat ini, Parfum Tobarium tersedia dalam tujuh varian aroma yakni Rizla (floral fresh), Riyadh (floral fruit), Jeumpa (cempaka), Azwa (woody), Aphis (green oceanic), Tiara (oriental) dan Sylva (forest).
Lebih lanjut, ada fakta menarik lain dari produk Parfum Tobarium ini menurut hasil penelitian. Selain mendengarkan musik, dengan menghirup aroma Parfum Tobarium dapat menstimulasi otak kita dengan cepat sehingga kita bisa sampai pada gelombang teta pada frekuensi 4-8 Hertz.
“Manfaatnya antara lain meningkatkan kemampuan belajar dan menghilangkan stress karena mampu mengoreksi pusat kecemasan di otak,” pungkas Cut Riziani Cholibrina.
Parfum Tobarium dari kemenyan ini pernah mendunia dengan tampil di pameran ke luar negeri, tepatnya pada Indonesia Innovation Day di Jerman yang memperkenalkan hasil inovasi lembaga litbang Indonesia ke masyarakat Eropa. Hasilnya, berkat pameran pada Juni 2019 silam tersebut, Science Techno Park di Saarland, Jerman tertarik untuk mengembangkan Parfum Tobarium ini.

Karena dengan mengembangkan resin kemenyan dan mengolahnya sendiri dalam negeri dapat pula menjadi sumber penghidupan baru di Sumatera Utara atau masyarakat lokal, menjadi perkembangan sosial budayanya serta mengurangi ketergantungan impor masyarakat.