Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Suharso Monoarfa berkesempatan untuk mengunjungi Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dalam rangka kunjungan kerja (kunker) pada Rabu, (01/02/2023).
Dalam kunker tersebut, Menteri Suharso memaparkan bahwa kehadiran industri adalah tonggak bagi daerah karena adanya investasi. Tak sekadar menyejahterakan masyarakat, namun ada efek positif ganda dan diharapkan tak menimbulkan dampak negatif.
Perlu diketahui, perkembangan investasi di Kawasan Industri IMIP semakin meroket. Sebanyak US$21 miliar total investasi yang sudah diserap oleh kawasan ini. Bahkan, hingga tahun 2022 lalu, jumlah pekerja langsung dan tak langsung di kawasan industri tersebut mencapai 77 ribu orang.
“Nanti kita akan lihat mata rantai dari industri yang ada di sini. Kemudian, kita hitung juga ancaman-ancamannya. Apalagi nanti ada bahan baku baterai yang akan dihasilkan dari kawasan ini. Tentu ada dampak yang ditimbulkan,” terangnya.
Ia juga menambahkan, kunkernya tersebut juga bertujuan untuk melihat peran apa yang dapat dikontribusikan pemerintah terhadap lingkungan yang sudah dilakukan di industri tersebut. Tak hanya itu, ia juga berharap kalau pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan industri dapat berkoordinasi dan berkolaborasi guna membangun Morowali.
“Kalau sekolah dasar yang kemudian tidak bisa diadakan oleh pemerintah daerah, apa persoalannya? Pemerintah daerah juga tidak harus lagi berpikir seperti birokrat, tapi industri. Persoalan jalan juga seperti itu. Ada yang bisa menjadi kewajiban negara, menjadi kewajiban provinsi, dan kabupaten/kota,” imbuhnya.
Di kesempatan yang serupa, CEO PT IMIP, Alexander Barus menjelaskan kalau kawasan IMIP sudah menyerap 77.800 pekerja langsung dan tidak langsung serta ada kurang lebih 6.800 Tenaga Kerja Asing (TKA) atau sekitar 8% dari jumlah seluruh pekerja di PT IMIP. Ia juga menambahkan kalau kawasan industri IMIP kini terdiri dari 3 klaster yakni klaster baja nirkarat, baja karbon, dan komponen baterai. Total nilai ekspor pada tahun 2022 lalu mencapai US$10 miliar dengan setoran royalti pajak sebesar Rp9,8 triliun.
“Kami membangun sudah hampir 10 tahun lebih. Sehingga keseimbangan pembangunan di dalam dan luar kawasan ini agak pincang. Mulai dari penataan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Olehnya itu, dengan kolaborasi antara pemerintah dan industri, kita tata lingkungan menjadi lingkungan yang hijau sehingga masyarakat bisa bertumbuh dengan ekonominya. Kami siap untuk bekerja sama dan berkontribusi sesuai dengan porsi yang kami bisa,” tegas Alexander Barus.
Sebagai pengurus daerah sekitar industri, Yusman Mahbub yang merupakan Sekda Morowali memaparkan kalau kawasan IMIP sudah ditetapkan sebagai kawasan proyek strategis nasional. Bahkan sejak adanya kawasan industri tersebut, pertumbuhan ekonomi di Morowali melejit signifikan, dengan investasi terbesar di Sulawesi Tengah pada tahun 2022 sebesar Rp74 triliun.
“Menjadi beban kerja pemerintah daerah selama ini. Dampak investasi yang besar di Morowali. Apa bebannya? Pertama pendidikan, tahun ini kami butuh 104 ruang belajar baru untuk menampung siswa akibat banyaknya tenaga kerja yang masuk. Di Bahodopi saja, satu desa bisa ada 4 TK (Taman Kanak-kanak). Kedua, masalah kesehatan. Kita punya puskesmas, tapi sudah tidak bisa menampung lagi akibat melimpahnya migrasi penduduk dan wilayah-wilayah lain ke Bahodopi untuk bekerja di sini. Kemudian di sektor perhubungan, transportasi. Dan lingkungan hidup, serta akibat-akibat yang lain,” urainya.
Sebagai tambahan, selama kunjungan kerja Menteri Suharso di IMIP, ia berkesempatan untuk mengunjungi puskesmas Bahodopi, SDN 01 Bahomakmur dan permukiman warga di blok E Bahomakmur.