Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif baru-baru ini mengumumkan kemajuan pembangunan fasilitas pemurnian konsentrat mineral logam atau smelter di 5 badan usaha.
Menurut Menteri ESDM, berdasarkan verifikasi daripada verifikator independen, sudah ada 5 badan usaha yang memiliki perkembangan pembangunan smelter hingga 50%. Hal ini pun dinilai menjadi angin segar untuk kemajuan pertambangan di Indonesia.
Adapun perusahaan-perusahaan tersebut antara lain PT Freeport Indonesia (54,52% per Januari 2023), Amman Mineral Nusa Tenggara untuk komoditas tembaga (51,63% per Januari 2023), PT Sebuku Iron Lateritic Ores untuk komoditas besi (89,79% per Februari 2023), PT Kapuas Prima Citra untuk komoditas timbal (100%), dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk komoditas seng (89,65% per Februari 2023).
Tidak hanya itu saja, masih ada perusahaan dengan komoditas bauksit yang rencananya akan membangun 12 fasilitas pemurnian, 4 smelter di antaranya sudah beroperasi dan 8 smelter dalam tahap pembangunan.
Sayangnya, berdasarkan peninjauan di lapangan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan hasil verifikator independen tersebut, di mana pada 7 lokasi smelter dari 8 lokasi smelter masih berupa tanah lapang.
“Padahal dalam laporan hasil verifikasi ditunjukkan kemajuan pembangunan sudah mencapai kisaran antara 32% sampai dengan 66%,” jelas Arifin Tasrif seperti dikutip Kontan pada Rabu (24/5/2023).
Mengenai delapan perusahan bauksit yang sedang membangun smelter antara lain PT Quality Sukses Sejahtera, PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Parenggean Makmur Sejahtera, PT Persada Pratama Cemerlang, PT Sumber Bumi Marau, PT Kalbar Bumi Perkasa, PT Laman Mining, dan PT Borneo Alumnia Indonesia.