Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita belum lama ini telah resmikan pabrik daur ulang plastik pertama PET (Polyethylene Terephthalate) Food Grade milik PT Bumi Indus Padma Jaya (BIPJ) di Jombang, Jawa Timur.
PT BIPJ sendiri merupakan perusahaan joint venture yang didukung dari perusahaan Group Mayora. Saat resmikan pabrik daur ulang, Menperin berikan apresiasi kepada Mayora Group atas keberhasilan membangun PET di mana kualitasnya telah memenuhi standar keamanan pangan (food grade), apalagi total investasinya yang mencapai Rp183 miliar.
“Pabrik ini wujud nyata sebagai milestone yang akan membantu kita semua untuk mengurangi sampah yang ada di masyarakat, khususnya sampah plastik. Pabrik ini juga membuktikan bahwa PET yang selama ini distigmakan menjadi ‘monster’ atau barang yang berbahaya, saat ini justru menjadi sesuatu yang mempunyai nilai tambah karena PET ini menjadi bahan baku dari bagian ekosistem ekonomi sirkular yang sama-sama sedang kita kembangkan,” ungkap Menperin Agus Gumiwang, seperti dikutip industry.co.id, pada Rabu, (8/2).
Dengan ada pabrik ini Menperin yakin dapat merealisasikan visi Indonesia untuk menjadikan sebagai negara industri yang tangguh dan bercirikan struktur industri nasional yang kuat, sehat, dan berkeadilan.
Nggak cukup sampai di sana, Menperin Agus Gumiwang juga ingin Indonesia jadi negara industri yang memiliki daya saing tinggi di tingkat global dan serba berbasis inovasi dan teknologi.
“Apalagi, saya mendapatkan komitmen dari perusahaan yang melakukan ekspansi ke depannya,” tambahnya.
Pabrik daur ulang plastik PT BIPJ ini memiliki kapasitas produksi Recycled PET Plastic (RPET) sebesar 22.000 ton dalam per tahun, loh, Sob. Maka dari itu Menperin optimis kehadiran pabrik ini bisa memperkuat ekosistem daur ulang dan ekonomi sirkular dan dapat mengoptimalkan tingkat pengumpulan sampah plastik di Indonesia.
“Saya berpesan kepada Mayora Group dan PT BIPJ agar dapat menjaga lingkungan sekitar dengan baik, selaras dengan komitmen pemerintah dalam upaya menciptakan industri hijau,” ujar Agus.
Sementara itu, Presiden Direktur PT BIPJ Christine Halim mengatakan perusahaan yang ia dirikan menjadi upaya besar dalam mengumpulkan sampah plastik bernilai jual tinggi. Bukan cuma itu, berkat adanya pabrik daur ulang PET bisa juga menjadi wadah bagi pelaku UMKM dan pemulung. Serta dengan dukungan dari pemerintah, program tersebut diperkirakan dapat memberikan ruang tenaga kerja baru.
Ke depannya pabrik ini bakal mampu menyerap tenaga kerja lokal sebanyak lebih dari 150 orang yang ditambah dengan dukungan teknologi paling modern dan fokus pada higenitas.
Proses daur ulang plastik dibagi menjadi dua, yaitu pertama, melalui proses pembersihan dan pembukaan tutup. Setelahnya, tutup botol PET ini akan diseleksi secara otomatis untuk kebersihan warna. Lalu terjadi proses pencacahan menjadi kepingan-kepingan yang kemudian akan melalui proses pencucian dan pengeringan.
Kedua, akan melalui proses extrusi, yaitu perubahan plastik dari bentuk padat menjadi cair. Kemudian masuk ke proses dekontaminasi kontamin dengan proses solid state polycondensation (SSP), dan nantinya akan berakhir di proses pencetakan pellet plastik.
Diharapkan melalui pabrik ini bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, baik lewat produk pelet PET, ataupun beberapa program berkelanjutan yang di dalamnya menggandeng sejumlah mitra kerja dan pemangku kepentingan. Salah satunya seperti keterlibatan pemerintah daerah.