Revitalisasi bangunan konservasi Griya Anggrek telah dinyatakan rampung. Seluruh bangunannya tampak terlihat megah dan modern. Revitalisasi Griya Anggrek ini dilakukan karena mulai berkembangnya koleksi Anggrek di Kebun Raya Bogor.
Awalnya, Griya Anggrek di KRB hanya menampung 250 spesies yang masing-masing berasal dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Papua. Namun, seiring berjalannya waktu, koleksi anggrek yang ditampung oleh KRB terus bertambah sehingga diperlukan untuk penataan ulang.
Rencana revitalisasi ini telah berlangsung sejak 2018. Kala itu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), selaku pengelola KRB bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merencanakan revitalisasi yang dimulai pada 2018.
Alhasil, pada November 2022 seluruh bangunan Griya Anggrek dinyatakan rampung. Kini tak ada lagi yang tersisa antara bangunan lama yang berwarna krem agak kusam karena gedung yang terletak di dekat Pintu 3 KRB sudah diganti dengan sebuah bangunan yang menjulang berwarna abu-abu.
Berdasarkan penuturan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah, revitalisasi ini dilakukan secara bertahap. Adapun bagunan tersebut meliputi rumah kaca induk seluas 6.813 m2, laboratorium kultur jaringan berukuran 1.560 m2, bangunan penghubung 256 m2, dan ruang pamer (display) 35,6 m2. Total anggaran secara keseluruhan berjumlah Rp38 miliar.
Kini seluruh laboratorium kultur jaringan sudah modern. Ruangan tersebut untuk mendukung bekerja staf, kegiatan persiapan pembuatan media tanam, ruang penanaman kultur, inkubasi, sterilisasi, dan penyimpanan media steril serta perusahaan.
Begitupun juga dengan tanaman Anggrek yang berada di ruangan RKA Soedjana Kassan di Griya Anggrek, Kebun Raya Bogor. Ruangan ini menjadi tempat menayangkan memorabilia sejarah seputar KRB, termasuk anggrek hibrida.
Di ruangan ini mampu menyimpan 450 spesies anggrek dari seluruh Indonesia. Di sayap kanannya terdapat berbagai macam anggrek yang dipamerkan. Mulai dari Dendrobium, Bulbophyllum, dan Coelogyne.
Ada juga beberapa koleksi di ruangan RKA Soedhana Kassan ini yang tergolong istimewa seperti anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum), dan orchid. Diketahui anggrek orchid merupakan anggrek terbesar di dunia. Menariknya anggrek ini hanya tumbuh di Indonesia, loh, terlebih pada daerah hutan Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,
Selain itu, di ruangan ini juga terdapat ribuan bibit tanaman anggrek yang diletakan pada pot-pot hitam yang lebih dari 10 wadah beton raksasa yang memanjang sekitar 10 meter.
Untuk melihat Griya Anggrek yang telah direvitalisasi ini bisa dikunjungi setiap Senin–Jumat pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB dengan harga dibanderol sebesar Rp16.500 per orang. Selain itu konservasi ex-Situ Anggrek yang berada di Kebun Raya Bogor juga bisa dikunjungi setiap weekend (Sabtu & Minggu), mulai pukul 07.00 WIB–16.00 WIB seharga Rp26.500 per orang.