Siapa yang masih mengingat dengan peristiwa Lumpur Lapindo? Ya, akibat kejadian keluarnya lumpur panas tersebut kini tempat itu sudah membentuk sebuah pulau baru, yaitu Pulau Lusi.
Pulau Lusi terletak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pulau yang dikenal juga sebagai Pulau Sarinah ini merupakan hasil proses endapan dari lumpur panas yang menyembur pada peristiwa 12 tahun lalu. Akibat dari endapan itulah kemudian menghantarkan aliran lumpur dan membentuk pulau baru.
Dari endapan lumpur ini pula akhirnya dimanfaatkan dengan ditanami pohon mangrove. Alhasil, hingga saat ini pohon tersebut berhasil tumbuh dengan baik.
Dikutip dari Goodnewsfromindonesia, saat ini Pulau Lusi dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk mengembangkan daerah menjadi Kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM).
Fasilitas yang tersedia di Pulau Lusi pun beragam seperti speed boat, dermaga, jalan setapak, ruang pertemuan, rumah penjaga, mushola, tandon air, toilet, dan berbagai fasilitas lainnya. Namun, di sisi lain masih ada fasilitas yang perlu diperbaiki di area pulau tersebut di antaranya air bersih, listrik, dan jalan.
Dengan luas sekitar 93,4 hektare, Pulau Lusi terletak di tengah-tengah Sungai Porong perbatasan antara Pasuruan dan Sidoarjo yang berjarak sekitar 25 kilometer darat Tlocor, Desa Kedungpandan Jabon.
Pada November 2019 lalu Pulau Lusi juga telah dinobatkan sebagai destinasi wisata terpopuler kedua di Indonesia pada Anugerah Pesona Indonesia (API) Award.
Lalu bagaimana caranya menuju ke pulau tersebut?
Wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Lusi harus melakukan perjalanan terlebih dahulu dari dermaga Wisata Bahari Tlocor di Desa Kedungpandan Jabon. Setelah perjalanan dari dermaga, wisatawan masih harus melewati Sungai Porong dengan menggunakan perahu bermotor.
Waktu yang dibutuhkan wisatawan untuk menjangkau pulau hasil semburan lumpur panas ini diperkirakan sekitar 30 menit. Sementara, tiket perahu yang digunakan untuk menjangkau ke Pulau Lusi wisatawan harus merogoh kocek sebesar Rp 15.000 untuk sekali perjalanan mengguanakan perahu biasa. Jika menggunakan speed boat, wisatawan harus merogoh kocek hingga Rp150 ribu untuk per lima orang.
Selama di perjalanan, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan yang dikelilingi oleh pohon mangrove.
Semua perjalanan yang dilalui wisatawan akan terbayar ketika sampai di pulau tersebut. Bagaimana tidak, ketika baru tiba di pulau tersebut, wisatawan akan langsung dengan panorama indah pesisir pantai yang masih alami.
Biasanya tempat yang paling digemari wisatawan untuk berswafoto di pulau tersebut adalah di sebuah jembatan kayu yang dibangun di atas air dan di pinggirnya terdapat pohon mangrove yang indah. Jika beruntung, wisatawan juga bisa berswafoto sambil melihat matahari tenggelam (sunset).