Indonesia memiliki sejumlah kawasan industri yang berada hampir di seluruh daerah. Tidak terkecuali dengan Batam. Bahkan sebutan Batam sebagai kota industri sudah lama terbagun. Hal ini diperkuat dengan adanya temuan cerobong asap yang diklaim sebagai pabrik batu bata tertua di Provinsi Kepri, Batam.
Pabrik batu bata tertua tersebut diketahui bernama Batam Brick Works yang terletak di Tanjunguncang, tepatnya di depan PT Viking Engineering Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepri. Penemuan cerobong asap ini sempat menjadi perhatian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar, Batam.
Setelah diteliti, pabrik tersebut diperkirakan didirikan pada masa Raja Ali Kelana di abad ke-18 (1890-an) bersama dengan seorang pengusaha kaya asal Singapura bernama Ong San Leong. Dengan penemuan tersebut, pabrik batu bata Batam Brick Works disebut sebagai pabrik tertua di Batam.
Mengenai cerobong asap pabrik tersebut, tercatat memiliki ukuran tinggi 3,5 m, lebar 170 cm, diameter cerobong asap 65 cm dan tebal bangunan mencapai 53 cm. Selain cerobong asap, tidak jauh dari tempat penemuan cerobong asap pabrik, ditemukan juga perigi tua atau sumur berdiameter 1,6 m dengan susunan batu bata buatan Batam Brick Works di Pulau Buluh.
Sekedar informasi saja, pada masa Raja Ali Kelana, pabrik Batam Brick Works mampu memproduksi 30.000 batu bata keras (hard burnt brick) dengan kualitas bagus per hari-nya. Pada produk batu bata tersebut, biasanya tertulis kata “BATAM”.
Di sisi lain, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Batam, Muhammad Zen mengatakan penemuan cerobong asap pabrik tertua di Batam tersebut merupakan hasil survey dari pencarian jejak peninggalan kejayaan Raja Ali Kelana. Nantinya, cerobong tersebut akan dimasukkan ke dalam salah satu koleksi Museum Raja Ali Haji.
Pemindahan benda-benda bersejarah dari pabrik batu bata Batam Brick Works ke Museum Raja Ali Haji oleh pemerintah kota (pemkot) Batam merupakan bentuk pelindungan terhadap cagar budaya di kota Batam.