Kalimantan Timur dikenal dengan beragam kayu-kayu yang memiliki ciri khas. Salah satunya seperti Pohon Ulin atau eusideroxylon zwageri, pohon dengan ciri khas kayunya yang keras dan kuat.
Pohon Ulin berwarna gelap dan diketahui tahan terhadap air laut sehingga biasanya disebut sebagai kayu besi. Daerah dataran rendah menjadi tempat tumbuhnya pohon jenis ini.
Tinggi pohon ini umumnya sekitar 30-35 m hingga 50 m, berdiameter 60-120 cm, batangnya lurus berbanir, tajuk berbentuk bulat dan rapat serta memiliki cabang yang mendatar. Lokasi tumbuhnya Ulin banyak ditemukan di Pulau Kalimantan, Sumatra bagian timur dan selatan, Pulau Bangka dan Belitung menjadi tempat tumbuhnya pohon ini secara alami.
Pohon Ulin sendiri akan menghasilkan kayu yang namanya juga sama dengan pohonnya. Kayu ulin disebut sebagai kayu besi karena tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, serta tahan pengaruh air laut karena kayunya bersifat berat dan keras.
Selain itu, jenis kayu Ulin kuat terhadap serangan rayap dan serangga penggerek. Maka dari itu wajar saja jika kayu ulin menjadi primadona bagi masyarakat Suku Dayak dan dinobatkan sebagai kayu sepanjang masa.
Sekadar informasi, meskipun kayu ini sangat susah untuk dipaku atau digergaji, namun sangat mudah untuk dibelah. Hal tersebutlah yang membuat nilai ekonomis kayu ulin menjadi tinggi. Bahkan permintaannya dari waktu ke waktu terus meningkat.
Dijadikan Sebagai Bahan Membuat Rumah
Rumah-rumah warga yang bermukim di daerah rawa dan perairan di Kalimantan bahkan dibangun dengan menggunakan kayu ulin karena diyakini sangat kuat. Seperti potongan tipis kayu ulin yang dibuat menjadi atap sirap.
Tak hanya itu, bahkan kayu ini kuat untuk dijadikan sebagai bangunan konstruksi jembatan, tiang listrik, papan lantai, bantalan rel, pancang dermaga, saluran air dan juga lambung kapal.
Bisa Hidup Ratusan Tahun
Melansir dari mmc kalteng, pohon ini bisa hidup ratusan hingga ribuan tahun. Kelebihan lainnya adalah bentuk atau ukurannya yang bisa mencapai 20 m dengan diameter 2,47 m sehingga menjadikan Pohon Ulin salah satu jenis pohon terbesar di Indonesia bahkan dunia.
Pohon Ulin terbesar yang berada di Kalimantan Tengah tercatat terlah berusia 1.000 tahun dan menjadi ikon Wisata Alam Sangkima Taman Nasional Kutai dan hutan hujan tropis dataran rendah di Kabupaten Kutai Timur, tepatnya di bagian luarnya.
Kayu Multifungsi
Kayu ulin ini dinilai multifungsi bagi kehidupan masyarakat Kalimantan, khususnya yang berhubungan dengan adat Suku Dayak. Biasanya kayu ulin menjadi bahan untuk membuat patung yang digunakan dalam upacara adat. Selain itu juga digunakan untuk membuat senjata khas Suku Dayak yakni gagang ‘mandau’.
Suku Dayak sendiri mempercayai jika kayu ulin memiliki kekuatan magis sehingga mereka membuat sebuah aturan bahwa kayu ini wajib ditanam oleh setiap keluarga. Sebagai kayu multifungsi, Suku Dayak juga mengolah kayu Ulin menjadi perlengkapan rumah tangga seperti menyimpan bahan-bahan makanan yang mudah basi seperti santan dan lain sebagainya.
Masyarakat Suku Dayak juga biasanya membersihkan rambut dengan menggunakan biji ulin. Caranya dengan merendam biji ulin bersama minyak kelapa selama beberapa hari. Baru setelah itu diusapkan ke rambut seperti shampo. Hal ini dipercaya untuk mencegah tumbuhnya uban.
Bahkan daun ulin juga dipercaya bisa mengobati kebotakan, muntah darah dan gangguan ginjal.
Mulai Terancam
Dengan berbagai manfaat yang dimiliki oleh pohon ini, menyebabkan banyaknya penebang liar yang ingin mengambilnya. Sehingga kondisinya menjadi terancam punah. Apalagi pertumbuhan pohonnya cukup lambat, jadi jika terus menerus ditebang liar makan ketersediaannya terancam.
Karena termasuk dalam tumbuhan langka, maka dimasukkan ke daftar Merah (the IUCN Red List of Threatened Species) dengan status vulnerable (rentan) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).