Papua memang selalu terkenal dengan pemandangan yang dapat memanjakan mata dengan keindahan alamnya. Selain terkenal dengan keindahan alam, Papua juga memiliki rumah adat yang tidak kalah menarik. Ya, rumah adat tersebut bernama Honai.
Rumah Adat Honai terletak di Lembah Pegunungan Baliem, Provinsi Papua. Biasanya rumah adat ini dihuni dan dibuat oleh Suku Dani. Dibangun tanpa jendela, memiliki dua lantai dengan luas sekitar 1.200 kilometer persegi.
Meski bentuk rumah adat ini terlihat mungil, Honai dapat menampung paling sekitar 5-10 keluarga. Jumlah keluarga dalam satu rumah tersebut bermaksud agar suasana rumah tetap hangat.
Pada lantai pertama, biasanya digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau kegiatan lainnya. Untuk bagian tengah, terdapat sebuah perapian, sementara di lantai dua terdapat kamar-kamar yang digunakan untuk tidur.
Untuk menghubungkan lantai pertama dan kedua, biasanya digunakan tangga yang dibuat dari kayu.
Sekedar informasi saja, kata “Honai” sendiri berasal dari kata “Husn” yang berarti laki-laki, sedangkan “ai” artinya rumah. Dengan begitu, Rumah Adat Honai merupakan rumah untuk laki-laki, dan wanita dilarang masuk ke rumah ini meskipun status wanita sudah menikah.
Salah satu rumah adat Suku Dani ini tercatat telah ada sejak zaman dahulu yang telah dipertahankan secara turun temurun. Selain tempat tinggal kaum pria, rumah adat ini bisa digunakan atau dimanfaatkan sebagai lumbung untuk menyimpan umbi-umbian dan hasil ladang panen.
Di Desa Keluru dan Desa Aikima, Rumah Honai bisa juga digunakan sebagai tempat pengasapan mumi yang terkenal di Lembah Baliem.
Selain hal-hal di atas, Rumah Honai juga bisa berfungsi sebagai berikut :
- Sebagai tempat menyimpan alat-alat perang
- Sebagai tempat untuk mengatur strategi perang
- Sebagai tempat untuk menasehati anak laki-laki agar menjadi orang yang berguna untuk masa depan
- Sebagai tempat untuk orang-orang Suku Dani menyimpan alat-alat atau simbol yang sudah ditekuni sejak dahulu.