Layang-layang Purba Sulawesi Tenggara, Usianya 4.000 Tahun

Layang-layang ini diberi nama Kaghati Kolope.

Layang-layang Purba Sulawesi Tenggara

Penampakan laying-layang raksasa Kaghati Kolope. Sumber foto: genpi.co.

Selain kekayaan alam, Indonesia juga kaya akan benda bersejarah. Termasuk benda satu ini, yakni layang-layang purba Sulawesi Tenggara. Layang-layang tersebut diberi nama Kaghati Kolope. Sobat sudah pernah mendengar jenis layangan yang satu ini?

Layang-layang raksasa Kaghati Kolope merupakan salah satu peninggalan purba kekayaan budaya dari suku Muna yang berada di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Menurut hasil penelitian, usia layangan ini sudah ada sejak 4.000 tahun lalu. Bahkan layangan ini disebut-sebut juga sebagai layang-layang tertua di dunia. Wow, banget nggak, tuh! 

Dengan adanya situs prasejarah lukisan dari layang-layang Kaghati Kolope di Goa Sugi Patani, Liangkabori, Muna, menunjukkan bukti bahwa benda tersebut berasal dari nenek moyang.

Jelas layangan ini berbeda daripada bentuk layang-layang pada umumnya. Dikatakan demikian karena layang-layang Kaghati Kolope dibuat dengan cara tradisional. Dahulu nenek moyang membuat layangan ini dengan menggunakan tangannya sendiri. 

Berdasarkan informasi, semua bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan layang-layang Kaghati Kolope berasal dari alam yang berada di sekitar Pulau Kolope, loh. Bahan-bahan tersebut terdiri dari daun kolope atau umbi gadung, kulit bambu, serat anas. 

Oleh karena itu, sebagai wujud pelestarian benda bersejarah sekaligus pengakuan warisan budaya, kini Kaghati Kolope telah diakui sebagai warisan tak benda Indonesia. Bahkan, bila berdasarkan informasi yang beredar kini layangan Kaghati Kolope sedang diajukan ke UNESCO untuk dijadikan sebagai warisan tak benda dunia.

Nggak hanya itu layang-layang Kaghati Kolope juga sempat menyita perhatian dunia ketika di ajang kompetisi layang-layang internasional. Pada gelaran tersebut, Kaghati Kolope berhasil menjadi juara pertama dan mengalahkan layang-layang dari Jerman. 

Berkat dari perlombaan internasional tersebut, layang-layang purba dari Indonesia dan Pulau Muna sempat menjadi perbincangan dunia karena prestasinya.

Selain itu Pemerintah Kabupaten Muna menyelenggarakan Festival Kaghati Kolope. Festival ini menjadi momen untuk melihat layang-layang raksasa berukuran 170 cm ini kembali mengudara di langit. Di tahun 2022, festival tersebut telah sukses digelar pada bulan Juli lalu.

Exit mobile version