Beberapa waktu belakangan, istilah childfree lagi ramai dibahas di media sosial setelah seorang YouTuber menyampaikan opini tentang hal tersebut. Childfree sebenarnya terkait pada preferensi personal manusia, tetapi kerap menimbulkan pro dan kontra. Emang kenapa, sih? Nah, kalau mau lebih lanjut mengenal istilah childfree, stay tune di artikel ini, ya, Sob!
Definisi tentang childfree sendiri bisa kita ambil dari beragam sumber. Kamus Cambridge menyebutkan childfree sebagai istilah yang digunakan untuk orang yang memilih atau memutuskan tidak memiliki anak, atau tempat dan situasi tanpa anak.
Lembaga yang berfokus pada hak dan pemberdayaan perempuan, stabilisasi populasi, dan lingkungan yaitu Population Media Center mendefinisikan childfree adalah istilah yang digunakan kepada pasangan atau individu yang mempunyai prinsip atau keputusan dengan secara sadar untuk tidak mempunyai anak.
Kapan Istilah Childfree Muncul?
Menurut Kamus Merriam-Webster, kata childfree pertama kali muncul sebelum tahun 1901. Hal ini dipelopori dengan fenomena pada beberapa abad sebelumnya, terutama di awal tahun 1500-an dengan perempuan di Eropa mulai menunda pernikahan hingga usia pertengahan 20-an, bukan remaja awal lagi.
Lalu pada 1800-an, tingkat kelajangan di antara wanita-wanita Eropa dan Amerika makin meningkat karena lebih banyak wanita percaya bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan yang mereka pedulikan dan berjuang untuk kesetaraan dan hak pilih tanpa beban membesarkan anak. Kemudian istilah ini terkenal di Eropa-Amerika pada akhir abad ke-20 hingga akhirnya dideskripsikan sebagai “tren” pada 2014 di majalah daring Psychology Today.
Sekarang, childfree sudah menjadi hal lumrah di banyak negara maju, seperti Amerika Serikat. Berdasarkan National Survey of Family Growth, tak kurang dari 15 persen wanita dan 24 persen pria memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Alasan Pasangan Memilih Childfree
Setelah mengenal istilah childfree lewat definisinya, mungkin Sobat akan penasaran mengapa beberapa pasangan memilih childfree. Pasangan yang memutuskan untuk tidak mempunyai anak, biasanya didasari alasan tersendiri.
Alasan umum menyertai pasangan yang memutuskan childfree berkaitan dengan masalah kesehatan, alasan personal, lingkungan, hingga permasalahan finansial. Namun menurut penelitian dan laporan Journal of Psychology in Africa, ada 3 faktor besar yang mendorong seseorang untuk childfree.
Pengalaman Soal Tugas Menjadi Ibu
Alasan seseorang memilih childfree juga dapat dipengaruhi dari pengalaman masa kecil saat melihat orangtua perempuan. Seorang ibu kerap dikaitkan dengan tugas yang memiliki tanggung jawab besar dan repetitif hingga terkadang membuat sebagian orang tidak siap atau takut terbebani.
Belum Menemukan Pasangan yang Tepat untuk Melalui Masalah Finansial
Sumber keuangan yang dibutuhkan untuk pengasuhan anak butuh kerja sama dengan pasangan. Nah, beberapa orang memilih untuk tidak mempunyai anak juga karena belum menemukan pasangan tepat untuk membesarkan anak. Kita pun tahu hal itu membutuhkan biaya tidak sedikit.
Tujuan Karier hingga Akademik
Beberapa responden dalam penelitian Journal of Psychology in Africa mengungkapkan bahwa dengan tak mempunyai anak akan lebih sesuai dengan tujuan karier atau akademik yang hendak dicapai. Beberapa dari mereka ingin berfokus dengan tujuan tersebut lebih dahulu daripada menyeimbangkan kehidupan sebagai ibu dan pekerja, misalnya.
Childfree Jadi Pro-Kontra
Di sisi lain, keputusan untuk tak memiliki anak menjadi kontra karena dianggap berbenturan dengan nilai-nilai yang telah melekat di masyarakat. Hal ini diamini dr. Shannon Curry, psikolog klinis di Amerika Serikat, bahwa ada stigma yang telanjur melekat di masyarakat bahwa tujuan utama menikah adalah untuk memiliki anak.
Terlebih childfree kerap dikatkan dengan nilai-nilai agama sehingga penganutnya menolak kehadiran anak sebagai rezeki dari Tuhan. Tak ayal, tren ini menimbulkan kontra.
Ungkapan pro kepada childfree salah satunya berlandaskan pandangan hak manusia untuk memilih secara bebas dan bertanggung jawab akan hidupnya.
“Semua pasangan dan individu memiliki hak dasar untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah dan jarak (usia) antaranak-anak mereka dan untuk mendapatkan informasi, pendidikan, dan sarana untuk melakukannya.” Begitu yang tertulis di Principle 8 dari 15 Principles yang dikemukakan “Program Aksi” Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan 1994.
Nah, itu dia, Sob, beberapa hal yang perlu kamu ketahui dari maraknya pembahasan tentang childfree di dunia maya belakangan ini. Jadi, mau anak berjumlah 5 atau 0 alias tidak sama sekali, senyatanya adalah hak dasar individu atau pasangan dalam memutuskannya.