Masyarakat Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi), sebentar lagi bisa menggunakan transportasi terbaru, yakni Light Rail Transit (LRT) yang ditargetkan bisa beroperasi mulai 17 Agustus 2022.
Berbeda dengan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, moda transportasi massal Light Rail Transit (LRT) memiliki trek lebih jauh, yakni kurang lebih sekitar 44 kilometer dengan 18 titik pemberhentian. Sedangkan MRT Jakarta sejauh ini memiliki jarak operasi sepanjang 15,7 kilometer.
Kerennya lagi, LRT Jabodebek akan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3. Lalu apakah sistem yang digunakan ini?
Sistem Communication-Based Train Control merupakan pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi secara otomatis dari pusat kendali operasi.
Sedangkan untuk Grade of Automation merupakan tingkat otomasi operasional di mana pengoperasian transportasi atau kereta tidak menggunakan masinis. Meski demikian, bukan berarti pada LRT Jabodebek tidak disediakan petugas.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus menjelaskan jika masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan darurat.
“Namun mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan. Petugas ini disebut Train Attendant,” jelas Joni Martinus melalui keterangan resminya pada Senin (13/12/2021).
Pengoperasian LRT Jabodetabek sendiri nantinya akan mengikuti jadwal sistem persinyalan di pusat kendali operasi atau Operation Control Center yang terletak di Manggarai, Jakarta Selatan.
“Operator pada OCC akan memantau jalannya LRT dan hanya akan mengintervensi jika ditemukan ketidaksesuaian seperti adanya keterlambatan, gangguan suplai daya dan sebagainya,” lanjutnya.
Penggunaan GoA untuk LRT Jabodebek sendiri telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 765 tahun 2017.
Mengenai segi keamanan dan keselamatan, moda transportasi LRT Jabodebek telah terlindungi oleh Automatic Train Protection (ATP) serta Interlocking & Zone Controller sehingga menjamin tidak adanya kesalahan pembentukan rute serta mendistribusikan otorisasi kontrol operasi LRT.
Kelebihan lain dengan menggunakan GoA level 3 adalah seluruh operasi kereta dilakukan secara otomatis sehingga mengurangi potensi kecelakaan akibat human error, meningkatkan akurasi jadwal kereta dan mengoptimalkan jadwal perjalanan.
Sekedar informasi saja, sebelum melakukan pengoperasian rencananya LRT Jabodebek akan diuji coba secara terbatas pada Juni 2022.