Metaverse menjadi teknologi mutakhir yang kini mulai banyak diimplementasikan dalam berbagai bidang dari pariwisata, musik hingga pendidikan. Di Indonesia, metaverse juga digunakan sebagai sarana untuk melestarikan batik lho, Sobat, termasuk di Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober sekarang ini.
Ya, meski batik telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia yang mendunia, namun tetap saja eksistensi warisan tersebut harus tetap dilestarikan sepanjang waktu oleh kita. Terlebih, dalam melestarikan batik pun juga kini dipermudah lewat kemudahan teknologi pendukung ekosistem metaverse seperti augmented reality, virtual reality, dan artificial intelligence.
Hal inilah yang kemudian direalisasikan oleh PT Batik Semar, produsen batik dan juga pelestari batik berbasis di Solo yang telah mengekspor batik dan kerajinan tangan ke negara-negara Asia, Eropa hingga Amerika. PT Batik Semar diketahui bekerja sama dengan perusahaan teknologi WIR group.
“Batik Semar sebagai salah satu pelestari warisan budaya bangsa Indonesia selalu berupaya menyesuaikan diri dengan setiap perubahan, termasuk di era digital yang berkembang pesat. Kami ingin menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat berpadu serta sejalan di era digital tanpa batas sekarang ini,” kata CEO Batik Semar, Ardianto Soewono, dilansir ANTARA, Minggu (7/8/2022) lalu.
Aksi melestarikan batik lewat metaverse dilakukan PT Batik Semar karena melihat adanya potensi-potensi yang bisa dikembangkan melalui teknologi digital yang sedang ngetren belakangan ini.
“Kami melihat potensi terbukanya kesempatan pemasaran yang lebih luas serta ruang-ruang kreasi untuk penciptaan ekonomi baru,” tuturnya.
Sebelum merambah masuk ke dunia metaverse, PT Batik Semar juga pernah membuat NFT atau non-fungible token yang memadukan warisan budaya Indonesia tersebut dengan batik digital. Bahkan, disebut-sebut NFT Batik Semar diklaim menjadi NFT Batik pertama di Indonesia.
Saat itu, pihak Batik Semar memberikan tawaran menarik ke pelanggan. Untuk pembelian batik tertentu, pelanggan dapat mendapatkan NFT eksklusif Batik Semar yang juga dapat diperjualbelikan lewat platform-platform khusus, seperti OpenSea. Pembelian NFT juga bisa memesan langsung di website Batik Semar. Hal ini menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat berpadu serta sejalan di era digitalisasi.
Ke depannya, kehadiran Batik Semar di metaverse diharapkan bisa membuat identitas bangsa Indonesia ini diterima dan makin dikenal secara luas oleh masyarakat dunia. Melalui metaverse pula, batik Semar berharap bisa memperkuat bisnis yang dibangun dan memberi lebih banyak manfaat terutama kepada para perajin batik dan pegiat seni lainnya.
Saat ini, Batik Semar yang berdiri sejak 1947 memiliki sekitar 30 perajin batik in-house dan lebih dari 30 perajin plasma yang tersebar di Surakarta, Cirebon, Pekalongan, dan Madura.