Masjid Agung Demak Tertua di Indonesia, Penuh Makna Setiap Sisi

Penyebaran agama Islam di Indonesia sudah ada sejak abad ke-11. Inilah Masjid Demak Agung, masjid tertua yang sederhana namun banyak makna.

Masjid Agung Demak tertua/ sumber foto: sumeks.co

Masjid Agung Demak tertua/ sumber foto: sumeks.co

Masjid dan musala tersebar luas di seluruh Indonesia, fungsinya? Sudah jelas menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim. Penyebaran agama Islam di Tanah Air terjadi bahkan sejak abad ke-11. Dan, salah satu tempat ibadah umat Islam yang tertua di negeri ini adalah Masjid Agung Demak. 

Masjid yang terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, memiliki kisah menarik tersendiri. Dilansir dari situs Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Masjid Agung Demak didirikan oleh pangeran Majapahit sekaligus pemimpin pertama kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, Raden Patah. Tidak sendirian, dirinya dibantu para Walisongo kala itu untuk membangun masjid pada abad ke-15. 

Ada banyak makna yang tergambarkan pada arsitektur bangunan Masjid Agung Demak. Masjid ini terlihat sederhana, namun ternyata desain masjid tersebut merupakan akulturasi budaya agama Hindu. Mari kita melihat lebih jauh masjid tertua di Indonesia berikut ini. 

Saat pembangunan Masjid Agung Demak rampung, terdapat prasasti bergambar bulus, hewan sejenis kura-kura yang diberi nama Candra Sengkala Memet atau nama lainnya Sariro Sunyi Kiblating Gusti. Makna dari prasasti tersebut adalah tahun 1401 saka, gambar bulus tersebut terdiri dari angka satu, kaki empat yang artinya angka empat, badan bulus yang bulat yang artinya angka nol, dan ekor bulus berarti angka satu. 

Pada tiap-tiap arsitektur masjid tertua ini memiliki makna tersendiri, dimulai dari bentuk atap Masjid Agung Demak yang berundak tiga. Makna dari atap tersebut adalah gambaran akidah Islam yakni iman, Islam, dan ihsan. Selanjutnya adalah empat tiang utama di dalam masjid ini yang disebut Saka Tatal atau Saka Guru. Tiang-tiang ini terasa sangat istimewa dikarenakan dibuat langsung oleh Walisongo. Pada bagian barat laut oleh Sunan Bonang, bagian barat daya oleh Sunan Gunung Jati, bagian tenggara oleh Sunan Apel, dan bagian timur laut oleh Sunan Kalijaga. 

Pada bagian pintu utama Masjid Agung Demak digunakan pintu bledeg sebagai anti petir. Pintu ini terbuat dari kayu jati dan dipenuhi ukiran cantik bergambar dua kepala naga. Kini, pintu tersebut dipindahkan untuk dimuseumkan. Selain khas dengan pintu bledeg, di masjid tersebut juga terdapat lima pintu yang bermakna Rukun Islam, dan enam jendela bermakna Rukun Iman.

Serambi pada Masjid Agung Demak memiliki berbagai macam fungsi, bukan hanya sebagai tempat salat melainkan dapat dimanfaatkan untuk tempat acara keagamaan, pertemuan, hingga musyawarah.

Apakah kamu sudah pernah berkunjung ke Masjid Agung Demak yang menjadi masjid tertua di Indonesia?

Exit mobile version