Para peneliti yang tergabung dalam kegiatan training biodiversity melaporkan penemuan kembali hewan langka Echidna Paruh Panjang Attenborough di Pegunungan Cyclops, Papua nih, Sob.
Penemuan kembali Echidna Paruh Panjang Attenborough ini didapat dari kamera video/kamera trap yang dipasang oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Universitas Cendrawasih, dan Universitas Oxford pada Juni-Juli 2023.
Seperti dijelaskan peneliti asal Universitas Oxford, James Kempton, keabsahan penemuan ini diperkuat oleh pernyataan dua ahli mamalia asal Australasia terkemuka, Kris Helgen dan Tim Flannery.
Kedua ahli mamalia dunia tersebut sepakat menyatakan bahwa hewan yang tertangkap oleh kamera trap (kamera jebakan) tersebut merupakan jenis Zaglossus attenboroughi yang memiliki ukuran 48-64 cm dengan berat diperkirakan 4-9 kilogram.
Hewan mamalia bernama latin Zaglossus attenboroughi tersebut merupakan spesies mamalia monotremata (bertelur) yang berevolusi dari mamalia berplasenta dan berkantung lebih dari 200 juta tahun yang lalu.
Di Papua sendiri, hewan ini diidentifikasi pertama kali oleh ahli botani asal Belanda bernama Pieter van Royen di Gunung Rara Pegunungan Cyclops, Papua pada 1961. Sekedar informasi, saat ini terdapat lima spesies monotremata di dunia yang diyakini masih bertahan hidup, antara lain Platipus paruh bebek (Ornithorhynchus anatinus), Echidna Paruh Pendek (Tachyglossus aculeatus), Echidna Paruh Panjang Timur (Zaglossus bartoni), Echidna Paruh Panjang Barat (Zaglossus bruijnii), dan Echidna Paruh Panjang Attenborough (Zaglossus attenboroughi).
Di samping itu, Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati (SKIKH), Amir Hamidy menjelaskan bahwa status keterancaman global dari Zaglossus attenboroughi menurut IUCN Redlist masuk dalam kategori kritis atau Critically Endangered.
Sejauh ini, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi menjelaskan jika hanya dua spesies mamalia monotremata yang masuk sebagai jenis dilindungi di Indonesia yaitu Tachyglossus aculeatus dan Zaglossus bruijni.
Jika keberadaan Zaglossus attenboroughi benar-benar diketahui, kemungkinan besar Permen LKH tersebut pun akan diubah dengan memasukkan nama Echidna Paruh Panjang Attenborough sebagai hewan langka mamalia monotremata yang wajib dilindungi di Indonesia.