Kreatifitas datang lagi dari kelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. Mereka menciptakan radar pelacak benda yang mampu menjaga keamanan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di wilayah laut Indonesia.
Guna mengantisipasi penangkapan ikan secara ilegal dan sekaligus menjaga laut Indonesia lah yang membuat para mahasiswa itu menciptakan radar pelacak benda tersebut.
“Rancangan radar pelacak ini adalah buah dari implementasi Teknologi Internet of Think (loT). Pembuatan radar ini bertujuan untuk menjaga laut Indonesia dari penangkapan ikan secara ilegal, bahkan benda asing seperti drone yang terjadi pada awal tahun lalu,” kata Awwaludin Rasyid Al-Malik, Ketua Tim pembuatan radar pelacak.
Kelompok mahasiswa yang membuat alat tersebut beranggota lima orang yang antara lain adalah Awwaludin Rasyid Al-Malik, Atha Caesarda Rafi Naufal, Zidni Ilman Nafian, Bagus Setyawan dan Rafiqa Nur Pratiwi.
Alasan tim tersebut berinisiatif untuk menciptakan radar pelacak benda ini dikarenakan banyaknya penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) dan bebasnya drone asing yang melewati lautan Indonesia.
Awwal sapaan akrabnya mengatakan, penangkapan ikan oleh nelayan asing secara ilegal yang sering ditemukan di wilayah ZEE laut Indonesia ini yang menjadi alasan tim mereka membuat radar pelacak tersebut.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) dengan judul “Implementasi Teknologi internet of Think (IoT) Berbasis Radar Sebagai Pendeteksi Illegal Fishing di Zona Ekonomi Eksklusif” pembuatan radar pelacak benda itu juga telah mendapatkan pendanaan dari Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti) pada bulan Mei lalu.
Dijelaskan juga bahwa radar pelacak ini sudah dilengkapi dengan fitur yang canggih dengan pemanfaatan panel surya sebagai sumber daya listriknya.
“Dengan adanya listrik dari sinar matahari, harapannya bisa melepas ketergantungan pada listrik kabel yang biasa digunakan,” ujarnya.
Meskipun sinar matahari jarang menyinari, radar pelacak ini diketahui akan tetap mampu bertahan selama 4-6 hari. “Penggunaan listrik berbasis panel surya pada alat ini juga lebih bersahabat dengan alam,” katanya.
Kecanggihan lainnya yang terdapat dalam alat ini yaitu dapat mendeteksi barang yang ada di permukaan, bahkan juga yang ada di dalam laut. Salah satunya seperti kapal beserta barang-barang yang ada di dalamnya.
Hal tersebut tentunya menjadi terobosan baru untuk menjaga dan meningkatkan keamanan laut Indonesia. Walaupun alat ini masih 50 persen dalam tahap proses perancangan, tetapi diharapkan dapat membantu menjaga keamanan ZEE di laut Indonesia.
Untuk lebih efektif dalam pengawasan laut Indonesia, kelompok mahasiswa tersebut juga mengharapkan alatnya dapat dikembangkan lebih lanjut dan segera terselesaikan.
“Kami ingin nantinya radar pelacak ini bisa digunakan oleh pemerintah, bahkan militer dalam usaha menjaga zona laut yang dimiliki oleh Indonesia,” tutup Awwal.