Alat deteksi kerumunan untuk mencegah penyebaran Covid-19 baru-baru ini telah dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa UGM. Alat tersebut diberi nama Syncrom (System of Detection and Crowd Mapping).
Syncrom merupakan alat deteksi kerumunan yang memiliki keunggulan yaitu dapat mendeteksi lokasi kerumunan dan menampilkan informasi waktu dan tempat kerumunan secara near real time atau mendekati real time.
Alat ini dikembangkan oleh kelima mahasiswa UGM dari fakultas yang berbeda-beda, mereka ialah Zulfa Andriansyah (Geografi), M. Ihsanur Adib (Kartografi dan Penginderaan Jauh), Wahyu Afrizal Bahrul Alam (Teknologi Informasi), Malik Al-Aminullah Samansya (Teknik Nuklir), dan Najmuddin Muntashir ‘Abdussalam (Teknik Industri di bawah bimbingan Taufik Hery Purwanto).
Ketua Tim Peneliti, Zulfa Andriansyah menjelaskan, selain bisa mendeteksi adanya kerumunan, alat ini juga bisa menampilkan informasi kapan dan di mana kerumunan terjadi karena Syncrom berbasis Deep Learning dan WebGIS.
“Dengan platform ini sistem pemantauan bisa dilakukan secara terus-menerus selama 24 jam. Data terus diupdate setiap 30 detik” ungkapnya.
Untuk mendeteksi kerumunan dengan Syncrom juga bisa melalui input data visual yang diperoleh melalui CCTV lewat webcam yang terhubung dengan komputer lokal. Namun, dengan catatan perangkat sebelumnya telah diprogram dengan deep learning untuk mendeteksi keberadaan manusia dan memprediksi kerumunan di suatu lokasi diteruskan ke sistem untuk dianalisis.
Setelah itu, hasil data akan dikirimkan ke WebGIS dalam bentuk informasi terkait lokasi, waktu, dan jumlah kejadian kerumunan yang berada di satu lokasi terpantau CCTV.
Selain itu, sistem ini juga dilengkapi dengan fitur peringatan dini adanya kerumunan. Jadi, peringatan adanya kerumunan di lokasi terdeteksi akan disampaikan melalui pengeras suara otomatis.
“Jika data yang muncul menunjukkan adanya kerumunan maka voice alert akan berbunyi untuk memberikan peringatan,” jelasnya.
Untuk mempermudah petugas dalam pemantauan, Zulfa dan teman-temannya juga berencana menambahkan fitur berupa text alert. Misal, ketika petugas sedang tidak berada di ruang kontrol tetap dapat menerima informasi melalui SMS atau Telegram apabila terjadi kerumunan.
Menurutnya hingga saat ini belum ada produk yang mengintegrasikan deteksi kerumunan dengan pemetaan yang juga disertai dengan adanya peringatan dini. Biasanya deteksi kerumunan dengan memakai sensor proximity menggunakan perangkat pengguna seperti smartphone.