Tim mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan inovasi terbaru berupa Alat Diagnosis Dini Tuberkulosis yang diberi nama “Micro Be Mate”. Alat ini bisa digunakan untuk mendeteksi TBC dengan cepat dan tak perlu waktu lama.
Adapun tim mahasiswa yang tergabung dalam proyek ini berjumlah 5 orang. Bisa dikatakan ide ini merupakan kolaborasi inovasi dari lintas fakultas, lantaran kelimanya berasal dari fakultas yang berbeda-beda.
Anggotanya terdiri dari Nasim Amar (Kedokteran 2020), M Romadhoni Prabowo (Teknik Elektro 2020), Qurrotul Ayun (Biologi 2020), Stephania Angelica (Teknik Elektro 2022), dan Krisna Seiya Ekiawan (Teknik Elektro 2022).
Selama prosesnya kelima mahasiswa ini dibimbing oleh Ir. Nurussa’adah, M.T., dr. Thareq Barasabha, M.T., dan dr. Dewi Santosaningsih, SpMK, M.Kes, PhD.
Dalam wawancaranya Nasim Amar, salah satu perwakilan tim dari Fakultas Kedokteran, menuturkan bahwa “Micro Be Mate” merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai tahap awal pemeriksaan penunjang diagnosis dini tuberkulosis.
Ia juga memberitahukan bahwa alat ini dibuat dengan berbasis scanning microscopy yang akan terintegrasi oleh Internet of Things (IoT), dan Machine Learning. Oleh karena itu dengan alat ini akan mempermudah pemeriksaan. Nantinya hasil pemeriksaan akan langsung kepada dokter agar segera mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Nasim Amar menjelaskan Micro Be Mate dirancang sebagai salah satu bukti bentuk usaha demi mendukung program forum kerja sama global G20 bertajuk “Call to Action Financing Tuberculosis Response”. Harapannya agar teknologi yang diciptakan oleh ia dan tim bisa menjadi metode baru yang lebih efektif dan efisien dalam mendeteksi penyakit Tuberkulosis se-dini mungkin.
Selain berhubungan langsung dengan internet, keuntungan dari alat ini terletak pada kemampuan deteksinya. Yaps, semakin dini deteksi TBC bisa dilakukan, maka semakin baik dan tepat pula tindakan yang akan diberikan oleh dokter.
“Alat deteksi TB ini kan tidak mudah dijangkau dan memakan waktu tapi dengan mikroskop ini kita bisa pangkas waktu lebih cepat,” katanya.
Micro Be Mate juga dianggap sebagai alat yang memiliki peluang besar karena mampu memberikan pengujian lebih cepat, murah, dan yang nggak kalah penting alat ini bisa dioperasikan juga di Puskesmas karena alat Micro Be Mate berbentuk portable.
Lantas, bagaimana cara kerja menggunakan alat pendeteksi TBC ini? Untuk cara menggunakannya adalah cukup hanya membutuhkan dahak pasien TBC yang diberi warna dengan pewarnaan fluorokrom auramine, kemudian diamati dengan Fluorescence Confocal Laser Scanning Microscopy.
Setelah tahapan tersebut nanti akan terlihat bakteri Mycobacterium tuberculosis yang akan tampak berwarna hijau cerah dan bentuknya seperti 3 dimensi.
Melalui inovasi terbaru yang diciptakan oleh tim mahasiswa UB ini, mereka berhasil membawa pulang medali emas dalam kategori life science di ajang IYSA Spesial Award Youth National Science Fair yang diselenggarakan di Bali pada Maret 2023.