Setiap tanggal 29 April setiap tahunnya, dunia memperingati Hari Tari Internasional. Sebelumnya Sampaijauh.com sudah membahas tari-tari Indonesia yang mendunia. Nah, kali ini mari mengetahui maestro tari Indonesia yang karyanya nggak hanya dikenal dalam negeri namun juga go international!
Seni tari di Indonesia tak hanya sekadar melenggak-lenggokan tubuh, namun lebih daripada itu. Seni tari di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dari yang awalnya memiliki nilai sakral dan daya magis dalam budaya masyarakat, berkembang jadi persembahan kepada raja-raja sehingga menjadi identitas kerajaan hingga menjadi media untuk alat komunikasi dan media hiburan.
Di sepanjang sejarah seni tari Indonesia ada sejumlah tokoh yang memiliki peranan besar di dalamnya. Siapa saja mereka?
Bagong Kussudiardja
Seniman yang lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928 yang memunculkan aliran ‘Bagongisme’, yang merujuk pada karakter tarian-tarian khas Bagong yaitu tari-tarian dengan gerak-gerak yang manis, energik, dan hidup. Beberapa karya tari dari Bagong yang terkenal yaitu tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh dan Bedaya Gendeng (1980-an). Bagong sudah wafat pada 15 Juni 2004 dan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) diteruskan oleh anaknya Butet Kertaredjasa merupakan seorang pemain teater sekaligus pelawak yang dikenal luas oleh masyarakat.
Sasminta Mardawa
Seniman yang akrab dipanggil Romo Sas lahir pada 9 April 1929. Ia diberi gelar sebagai empu seni tari klasik gaya Yogyakarta. Telah menciptakan lebih dari 100 gubahan tari-tarian klasik gaya Yogyakarta, karya-karya tarinya yang sangat digemari antara lain tari Golek, Beksan, Srimpi dan BedhayaIa. Romo Sas juga pernah pernah tampil di Malaysia, Filipina, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa hingga dipercaya megajar di perguruan tinggi Amerika Serikat. Romo Sas wafat pada 26 April 1996.
Mimi Rasinah
Lahir pada 3 Februari 1930 di Indramayu, Rasinah diketahui menjadi perempuan pertama yang melakoni kesenian tari Topeng, yang sebelumnya hanya ditarikan oleh kaum pria. Sepanjang hidupnya didedikasikan pada pertumbuhan seni tradisional Topeng Cirebon terutama untuk gaya Indramayuan bahkan hingga pentas ke panggung-panggung internasional. Rasinah sudah wafat pada 7 Agustus 2010 di kota kelahirannya.
Ni Ketut Arini
Maestro Tari Bali yang lahir pada 15 Maret 1943 ini sering menjalani misi kebudayaan ke luar negeri. Ni Ketut Arini kemudian dikenal sebagai maestro tari Condong, yang mengisahkan tokoh pembantu putri raja. Tokoh pembantu ini selalu ditampilkan pada drama tari Bali sesuai perkembangan zamannya. FYI Sob, ia juga adalah sosok yang menghidupkan kembali tari Legong klasik yang nyaris ditinggalkan penerusnya.
Nyoman Arjasa Wenten
Seniman kelahiran 15 Juni 1945 sudah menari sejak kecil saat diajarkan oleh kakeknya. Wenten pun kemudian juga terpilih dalam misi kesenian Kepresidenan Ir. Soekarno untuk menari dan mempromosikan budaya Indonesia keliling dunia, menyelenggarakan pentas dramatari Ramayana di New York, Amerika Serikat pada tahun 1990 silam hingga berkolaborasi degan musisi dunia seperti Judith Hill, Michael Jackson dan Stevie Wonder. Wenten mengajar di summer school di California Institute of the Art hingga Universitas Wisconsin untuk pelajaran gamelan, tari bali hingga tari Jawa.
Itu dia, 5 maestro tari Indonesia yang terkenal berperan besar dalam dunia tari Tanah Air serta menginspirasi khalayak terutama generasi-generasi penerusnya. Ngga kalah keren, generasi penerus yang kebanyakan sudah mulai memadukan gaya kontemporer ke dalam tari tradisional juga sama suksesnya dengan sang maestro.
Nama-nama besar diantaranya ada Didik Nini Thowok yang dikenal sebagai penari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, dan pengaja yang punya ciri khas dalam menari yakni mengenakan topeng dan juga karya seni tradisional lintas gender serta memadukan dengan tari modern.
Lalu juga ada Jecko Siompo, penari asal Jayapura ini punya khas dengan gerakan tari yang dinamakan Animal Pop yaitu tari yang memiliki nilai seni, budaya, dan tradisi, perpaduan dari tarian pribumi dan urban. Jecko sendiri sudah banyak tampil di pentas internasional.
Terakhir, ada sosok Eko Pece. Nah, penari kelahiran Banjarmasin ini bahkan pernah ditunjuk Madonna menjadi penata tari untuk 268 kali konsernya di berbagai negara. Selain itu Eko Pece juga pernah terlibat dalam pertunjukan Lion King yang diselenggarakan di Theatre Broadway, New York, Amerika Serikat.
Keren-keren banget, ya, Sob, biak sang maestro dan generasi penerusnya. Selamat Hari Tari Internasional, yuk kita lestarikan tari-tari tradisional, karena kalau bukan kita, siapa lagi?