Tahun 2018 lalu, dunia IT di Indonesia dikejutkan dengan kehebatan pemuda asal Bukir, Pasuruan, Jawa Timur bernama M. Nosa Sandi Prasetyo, kelahiran 30 September 1999 yang berhasil menemukan bug (cacat perangkat keras) pada perusahaan raksasa multinasional asal Amerika Serikat, Google.
Keberhasilan M. Nosa dalam menemukan bug pada Google berawal saat perusahaan pencarian terbesar dunia ini membuka ruang untuk umum menemukan kesalahan sistem yang ada dalam perusahaan.
M.Nosa pun tertarik untuk melakukan pencarian kesalahan tersebut dan menemukan serta melaporkan langsung ke Google di bulan Maret 2018. Namun, laporan tersebut awalnya ditolak, setelah 5 bulan kemudian M. Nosa kembali melaporkan kelemahan sistem dari Google dengan metode berbeda.
Saat itu, pelajar Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Yadika Bangil ini mencoba mengutak atik akun Google dengan masuk ke laman my account Google menggunakan mesin pencarian lain yakni Internet Explorer dan Mozilla Firefox.
Setelah itu ia kemudian melanjutkan ke sub domain business Google. Di sistem tersebut lah, ia menemukan kesalahan pada Google. M. Nosa mengungkapkan jika celah bug yang ia temukan termasuk celah keamanan yang sangat kritis atau disebut “Click Hijacking”.
Usai menemukan bug, ia pun melaporkannya langsung ke Google melalui email dan hasilnya ia mendapat balasan ucapan terima kasih dari Google sehingga mendapat hadiah sebesar USD 7.500 dari perusahaan tersebut.
“As Part of Google Vulnerability Reward Program, the panel decided to issue a reward of $ 7,500,00,” balas Google kepada M. Nosa seperti yang dikutip berbagai media online di Indonesia.
Pemuda yang kini berusia 21 tahun ini mulai tertarik pada dunia informasi dan teknologi (IT) bermula saat berada di bangku Sekolah Menengah Pertama, saat itu ia mulai mengenal dunia software hingga mulai belajar membuat virus sederhana.
Seiring berjalannya waktu, kemampuannya semakin terasah dengan ‘membobol’ akun rapor online dan akun ujian berbasis Android di saat SMA. Meski demikian, ia tidak pernah memanfaatkan keahliannya untuk kepentingan pribadi.
Hebatnya, ketika ia menemukan sebuah kelemahan sistem, ia biasanya melaporkan langsung ke pembuat program tersebut atau developer.