Memiliki phobia terhadap ketinggian ternyata tidak mempengaruhi Lis Andriana untuk berprestasi di cabang olahraga paralayang. Atlet asal Kalimantan Timur ini justru mempersembahkan beberapa gelar dan mengharumkan nama bangsa.
Lis Andriana mulai terjun sebagai pilot paralayang saat pemerintah Kutai Barat kesulitan mendapatkan atlet untuk persiapan PON 2008 di Kalimantan Timur cabang olahraga ekstrim paralayang. Dengan penuh tekad dan jiwa nasionalismenya, di tahun 2006 ia terpanggil dan belajar mengenal olahraga paralayang lebih dalam di kota Malang.
Dengan kerja kerasnya Lis Andriana memberikan satu medali di PON 2008 untuk tim Kalimantan Timur. Setelah itu, di tahun yang sama Lis kembali mendapatkan 2 medali emas Asian Beach Games 2008 yang diselenggarakan di Pulau Dewata, Bali.
Di tahun 2011, Lis Andriana pun dipanggil untuk memperkuat Timnas Paralayang Indonesia di Sea Games 2011, Jakarta – Palembang. Di event akbar olahraga terbesar Asia Tenggara ini, ia sukses mempersembahkan 2 emas.
Setahun kemudian, Lis Andriana menjuarai kompetisi seri dunia ketepatan mendarat paralayang atau Paragliding Accuracy World Championship Series tahun 2012 di Austria. Tidak berhenti sampai di situ saja, di tahun 2013 ia kembali mempertahankan juara Paragliding Accuracy World Championship setelah menyelesaikan enam seri dunia, di Indonesia, Thailand, Portugal, Serbia, Rumania dan Malaysia.
Hasil tersebut membuat tim Indonesia membukukan diri sebagai juara bertahan empat tahun berturut-turut sebagai juara dunia ketepatan mendarat putri. Sebelumnya, supremasi ini diraih oleh Ifa Kurniawati (2010) dan Milawati Sirin (2011).