Lima Pelajar SMA dari Indonesia berhasil raih medali dalam dalam olimpiade fisika internasional bernama International Physics Olympiad (IPhO) 2021. Ajang olimpiade tersebut diselenggarakan pada 17-25 Juli 2021 di Vilnius, Lithuania.
Masing-masing dari kelima pelajar SMA yang mewakili Indonesia dalam olimpiade pun raih medali yang berbeda-beda. Dilansir dari laman resmi kemdikbud, medali yang mereka dapat terdiri dari tiga medali perak dan dua medali perunggu. Ajang kompetisi ini telah diikuti oleh 289 peserta dari 80 negara.
Peserta yang mendapatkan medali perak di antaranya Mario Alvaro dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, serta Joseph Oliver dan Edward Humianto dari SMA Kristen 1 BPK Penabur Jakarta. Sementara, pelajar yang meraih medali perunggu, yaitu Dean Hartono dari SMAK Penabur Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten dan M. Anin Nabail Azhiim dari MA Negeri 2 Kota Malang, Jawa Timur.
Oleh karena itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Asep Sukmayadi menyampaikan apresiasinya terhadap kelima pelajar yang memperoleh medali.
“Kami ucapkan selamat kepada para duta bangsa yang mengharumkan nama Indonesia dengan prestasinya pada IPhO 2021,” ujar Asep.
Tak hanya itu, para pelajar SMA yang mengikuti ajang olimpiade ini dipimpin oleh akademisi dan pengajar dari Universitas Indonesia Syamsul Rosid. Tim juga mendapat dampingan pengajar dari Universitas Gadjah Mada, Rinto Anugraha, dan dua pengamat (observer) dari Institut Teknologi Bandung Bobby Eka Gunara dan dari Universitas Indonesia Budhy Kurniawan.
“Terima kasih setulusnya kepada masyarakat Indonesia atas dukungan moril maupun materil sehingga atas izin-Nya kami dapat meraih prestasi ini. Semoga upaya ini semua berbuah kebaikan untuk bangsa dan Negara Indonesia tercinta,” tutur pengajar dari Universitas Indonesia Syamsul Rosid.
Kompetisi olimpiade IPhO 2021 ini berbeda dengan sebelumnya. Seharusnya acara tersebut diselenggarakan tahun lalu. Dikarenakan pandemi, IPhO ke-51 menjadi digelar tahun ini secara daring.
Olimpiade IPhO sendiri terdiri dari dua tahapan tes. Tes pertama adalah Fisika Eksperimen yang digelar pada Senin (19/7) lalu. Sedangkan tes kedua adalah fisika teori yang digelar pada Rabu (21/7). Masing-masing tes berlangsung selama lima jam dan digelar di SMA Kristen Penabur Bintaro Jaya.
“Pihak penyelenggara memang meminta agar tes dijalankan di tempat yang sama bagi seluruh siswa. Ini untuk memudahkan pengawasan baik secara langsung maupun secara daring dari pihak panitia di Lithuania yang mengawasi dengan proktor dan kamera pengawasan,” kata Syamsul.
Maka dari itu, alat-alat untuk kebutuhan eksperimen telah dikirimkan dari jauh hari dan telah diterima oleh para pengawas tiga hari sebelum kompetisi.
Pengajar dari Universitas Gadjah Mada Rinto Anugraha mengatakan, jika banyak siswa yang tidak selesai mengerjakan soal fisika eksperimen, termasuk dari Indonesia.
“Banyak siswa merasa kekurangan waktu pengerjaan sehingga tidak sedikit yang membiarkan kertas jawabannya kosong bersih karena tidak tahu harus diisi apa. Topik soal eksperimen adalah tentang Kapasitor yang Tidak Linier dan Light Emitting Diodes (LED),” ucapnya.
Tahun ini memang soal tes fisika eksperimen memiliki topik yang cukup meluas. Tes tersebut terdiri dari 2 soal dengan total nilai 20 poin. Perlu diketahui, kedua soal ini dikerjakan dengan menggunakan satu alat eksperimen yang sama.
Pada eksperimen pertama bertujuan untuk mempelajari kapasitor dan stabilitas yang tinggi dibandingkan dengan densitas tinggi. Eksperimen kedua kedua bertujuan untuk mempelajari ketergantungan tegangan LED terhadap suhu dan arus naik.
Sementara pada tes kedua, yaitu fisika teori berjumlah tiga soal dengan skor 30 poin. Soal tersebut terdiri dari Mekanika tentang Fisika Planet, Optik-Gelombang tentang Lensa Elektrostatik, Elektrodinamika, Termodinamika, serta Fisika Modern mengenai Partikel dan Gelombang.
Selepas melewati tahap koreksi dan moderasi, maka ditentukan para pemenangnya. Alhasil, 8% merupakan peserta terbaik yang meraih medali emas, 17% peserta memperoleh perak, 25% peserta yang mendapatkan perunggu, serta 17% berikutnya memperoleh Honorable dan Mention (HM).