Penikmat musik di Indonesia mungkin baru mendengar nama grup musik lightcraft. Unit indie rock antemik yang terbentuk tahun 2005 ini telah ‘melahirkan’ beberapa karya berupa album penuh. Selama terbentuk, lightcraft telah menjajal berbagai festival musik bergengsi di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Beranggotakan Imam (vokal, gitar, synth), Enrico (kibor, perkusi, synth), Fari (gitar, vokal), dan Yopi (drum, sampling pad) telah melahirkan album penuh bertajuk Losing Northern Lights (2008), Colours of Joy (2014), Us Is All (2019), EP The Modern Seasons (2006), dan EP Another Life (2016) di tahun 2016.
Di setiap karya yang dirilis, lightcraft menawarkan berbagai nuansa indie rock yang khas. Hal itu tidak lepas dari inspirasi musik para anggotanya seperti Coldplay, Snow Patrol, Temper Trap, Sigur Ros, Band of Horses, The Killers, Kodaline, hingga The 1975.
Berkat karya-karyanya, lightcraft sering tampil di berbagai festival musik bergengsi di Asia, Eropa, serta Amerika Serikat. Festival musik tersebut antara lain SXSW (Amerika Serikat), Liverpool Sound City (Inggris), V-Rox (Rusia), Taihu Midi Festival (Cina), MUSEXPO (Amerika Serikat), Monsoon Music Festival (India), Big Mountain Music Festival (Thailand), Bangkok Music City (Thailand), Canadian Music Week (Kanada), Indie Week Canada (Kanada), Music Matters Live, Zandari Festa (Korea Selatan), Baybeats Music Festival, Sakurazaka Asylum (Jepang), B Festival (Inggris), dan Playtime Festival (Mongolia).
Meski terbentuk di Malaysia, seluruh personil lightcraft merupakan warga kebangsaan Indonesia. Sebagai band Indonesia yang sangat peduli akan lingkungan serta sosial, lightcraft terlibat dan berkontribusi pada The Borneo Orangutan Survival Foundation dan Yayasan Sahabat Anak.
Baru-baru ini, lightcraft baru saja melepas satu single terbaru berjudul “Run Away” yang sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital.