Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta terus kebut penerapan metode pembayaran layanan transportasi massal berbasis face recognition atau sistem pengenalan wajah, selain menggunakan aplikasi dan kartu.
Dalam pengembangannya, face recognition sendiri rencananya akan dipasang di seluruh halte dan stasiun untuk mengimplementasikan tarif JakLingko. Anak usaha BUMD DKI (PT JakLingko Indonesia) saat ini pun tengah menyiapkan segala peralatannya.
“Saat ini sedang dikembangkan untuk kemudian dipasang di seluruh halte dan stasiun dalam rangka implementasi tarif JakLingko. Dalam proses penyiapan peralatannya itu kemudian dipasang seluruhnya di halte dan juga stasiun, kemudian setelah itu masyarakat tinggal mendaftar,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo pada Jumat (14/10/2022).
Lalu, bagaimana cara kerja sistem pengenalan wajah yang akan diterapkan oleh PT JakLingko Indonesia?
Syafrin mengungkapkan jika nantinya, para calon penumpang hanya perlu memindai wajah dan menggerakkan wajah atau mengedipkan mata. Setelah itu, saldo uang elektronik akan langsung terpotong pada aplikasi.
Selain itu, skema pembayaran angkutan massal dengan pengenalan wajah ini rencananya akan dilakukan di seluruh moda transportasi massal, seperti Transjakarta dan MRT. Mengenai uji coba perdananya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan JakLingko telah menguji coba skema tersebut sejak Jumat, (7/10/2022) di Stasiun MRT ASEAN.
Diharapkan skema pembayaran menggunakan teknologi tersebut akan memudahkan para pelanggan serta menandai era baru transportasi umum di Jakarta menuju kota global. Tidak hanya itu saja, layanan baru ini akan mendongkrak jumlah penumpang angkutan umum massal di DKI Jakarta yang saat ini telah mencapai sekitar 1 juta orang per hari.
Jika teknologi terbaru tersebut berjalan dengan lancar, maka diprediksi jumlah penumpang angkutan massal di DKI Jakarta pun akan meningkat sebanyak empat juta penumpang pada 2030.
Sebagai informasi, penggunaan face recognition telah digunakan oleh PT KAI guna memudahkan para penumpang kereta api untuk masuk ke dalam gerbong yang telah dipesan oleh penumpang.
Menurut Sobat SJ, sudah siapkah pengguna transportasi seperti Transjakarta, MRT atau transportasi yang terhubung dengan JakLingko lewat teknologi ini?