Di Sumatra Barat (Sumbar) tepatnya di daerah Sawahlunto, telah diresmikan taman yang dibangun di atas lahan bekas tambang batu bara. Taman tersebut diberi nama dengan Taman Keanekaragaman Hayati Emil Salim.
Perlu diketahui, letak taman ini berlokasi di lahan tambang bekas peninggalan Belanda yang telah lama dinonaktifkan. Diperkirakan luas lahan tersebut bisa mencapai 35 hektare. Taman ini akan digunakan sebagai tempat cadangan sumber daya alam hayati lokal sekaligus menjadi penelitian hingga objek wisata.
Sebenarnya, peresmian taman tersebut merupakan salah satu bagian rencana dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Sawahlunto.
“Kita apresiasi pembuatan Taman Kehati Emil Salim ini. Lokasinya sebenarnya juga merupakan perencanaan pusat Kota Sawahlunto,” ujar Wali Kota Sawahlunto Deri Asta.
Tidak hanya dari kolaborasi pemerintah saja, taman ini juga dibangun atas kelerlibatan dari Yayasan Kehati dan masyarakat setempat. Gunanya dibangun taman adalah untuk menjadi tempat pemanfaatan.
Mengapa demikian? Lantaran hal ini mengingat Kota Sawahlunto termasuk ke dalam wilayah dengan penduduk miskin terkecil dari 500 kabupaten dan kota di Indonesia. Oleh karena itu, ke depannya, taman tersebut akan memberikan dampak positif bagi ekonomi dan edukasi.
“Saya mendukung adanya langkah dari Yayasan Kehati ini, karena konsep yang akan dibangun di atas lahan bekas tambang batubara itu, sangat cocok di Sawahlunto,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Deni, pengelolaan lahan bekas tambang batubara ini merupakan salah bentuk merawat Sawahlunto yang kini telah menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Dalam hal ini Direktur Eksekutif Yayasan Kehati Riki Frindos menerangkan tujuan utama dari pembangunan dan pengembangan taman dari bekas lahan tambang di Sumbar ini untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati lokal yang semakin langka dan terancam punah.
“Kawasan Taman Kehati Emil Salim ini juga dapat menjadi habitat satwa yang terdesak oleh industri dan pemukiman. Dapat dikatakan kehadiran Kehati memberikan banyak manfaat khususnya bagi Sawahlunto,”terangnya.
Selain itu, di wilayah tersebut terdapat beberapa spesies tumbuhan lokal yang dilestaikan antara lain Kelayu Hitam (Arytera littoralis), Paku Hijau (Blechum orientale), Kanderi (Bridelia monoica), Pohon Kayu Musang (Alangium ferrugineum), Nyamplung (Calophylium inophylium), dan Asam Kandis (Garcinia xanthocymus).