Di era industri 4.0, produk industri terlihat semakin berkompetisi dengan daya saing yang cukup tinggi, tak hanya di pasar domestik namun juga di pasar global. Lalu, bagaimana produk industri bisa bersaing di era industri 4.0? Kementerian Perindustrian pun baru-baru ini mengungkap kunci pengungkit daya saing industri yaitu berupa inovasi dan kolaborasi.
Senyatanya, di era yang semakin modern, industri 4.0 harus bisa menjadi jawaban kebutuhan masyarakat. Maka dari itu, kolaborasi merupakan syarat utama dalam mengoptimalkan daya saing bidang industri.
“Hadirnya industri 4.0 semakin mendukung terjadinya kolaborasi yang menjadi syarat utama dalam upaya mengoptimalkan daya saing industri,” ucap Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya, Senin, 4 April 2022.
Maksud kolaborasi sebagai kunci pengungkit daya saing industri adalah kerja sama antar lembaga dan bahkan lintas sektor industri. Dengan membentuk sinergitas yang kuat diharapkan inovasi-inovasi cemerlang dari sektor industri bisa tercetuskan.
Oleh karenanya, Kementerian Perindustrian memfasilitasi pertemuan antar pelaku industri dalam acara Tepang Taun B4T (Temu Pelanggan Tahunan) B4T dengan mengusung tema “Peran Penting Jasa Industri dalam Menegakkan Daya Saing Industri.”
Apa Itu B4T?
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Bahan dan Barang Teknik atau dikenal sebagai Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) selaku unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan dan Jasa Industri (BSKJ) Kementerian Perindustrian adalah lembaga penelitian dan sertifikasi yang kedudukannya berada di bawa litbang industri Departemen Perindustrian.
Lembaga ini bertugas melakukan penelitian, sertifikasi mutu, pengawasan mutu, dan peningkatan kompetensi tenaga industri. Selain itu, B4T juga melayani kalibrasi bahan dan barang teknik, inspeksi logam dan non logam, serta konsultasi teknik.
Pada acara tepang taun B4T kemarin mempertemukan 65 pelanggan B4T dari berbagai sektor di antaranya industri elektronika, semen, petrokimia dan pelaku usaha lainnya yang mewakili sekitar 2.000 pelanggan yang telah dilayani B4T sepanjang tahun 2021.
Tepang Taun B4T ini tak hanya menjadi wadah diskusi bagi pelanggan B4T namun juga menguatkan sinergi antara lembaga B4T itu sendiri dengan pelaku usaha di dunia industri agar bisa meningkatkan daya saing.
“Pembangunan industri nasional yang berdaya saing menuntut sinergi dan kolaborasi yang kuat di antara kita sekalian para pemangku kepentingan,” tegas Agus.
Selain itu, agenda pertemuan B4T tahun ini juga untuk memperkenalkan layanan-layanan baru di jasa industri yang siap mengatrol daya saing industri nasional.
“Kedepannya diharapkan seluruh layanan jasa industri yang dilaksanakan seluruh UPT di lingkungan BIJI dapat terus bertransformasi secara dinamis sehingga dapat menjawab tantangan global untuk meningkatkan daya saing industri nasional,” tutupnya.
Saat ini, B4T memiliki tujuh layanan baru, antara lain perhitungan Inspection Reliability, Remaining Life Time Assessment for Boiler, Pengujian Radio Frequency, EMC (Electromagnetic Compatibility) pada produk elektronika, Underwater Welding and Inspection, Pengujian Lampu Luminer, Penyedia Bahan Acuan Pengujian, dan Sertifikasi ISO 27001 Office.