Tak hanya meninggalkan sejarah berupa bangunan, era penjajahan Belanda di Indonesia juga menciptakan kuliner hasil akulturasi antara Indonesia dengan Belanda. Menariknya, terdapat kisah unik di balik kuliner hasil akulturasi tersebut.
Sebenarnya, deretan menu ini familier bagi Sobat, loh. Namun, apakah kamu menyadari kalau kuliner tersebut merupakan hasil akulturasi Indonesia dengan Belanda? Tanpa perlu berlama-lama, kita intip menunya, yuk!
1. Kroket
Dalam bahasa Belanda, kroket biasa disebut dengan kroketten. Makanan ini dibuat dari olahan daging yang dibalut dengan tepung. Kini makanan satu ini telah diadaptasi menjadi kuliner khas Nusantara, loh.
Kuliner hasil akulturasi ini tak hanya terkenal di Indonesia, di Belanda pun juga! Di sana, cita rasa kroket berpadu dengan kuliner Indonesia yakni sate. Dua kuliner dikawinkan menjadi kroket isi ragout dengan topping bumbu sate, si menu street food hits di Belanda!
2. Klapertart
Nikmat disantap bersama teh atau kopi hangat, klapertart adalah menu penutup khas Manado, Sulawesi Selatan.
Menu olahan kelapa yang satu ini merupakan salah satu kuliner hasil akulturasi Indonesia-Belanda. Sebab, klapertart ‘lahir’ ketika masa kolonial Belanda di Indonesia.
3. Perkedel
Perkedel yang biasa Sobat lihat di warteg, tuh, sebenarnya hasil akulturasi Indonesia-Belanda, loh. Nama perkedel merupakan serapan dari bahasa Belanda yakni frikadeller yang memiliki arti berbahan dasar kentang dan daging. Jujur, kamu pasti sering menjadikan menu ini untuk bekal makan siang, kan?
4. Sup Kacang Merah Brenebon Manado
Sup kacang merah brenebon adalah kuliner khas Manado. Di dalam menu ini, terdapat kacang merah yang dipadukan dengan rempah-rempah seperti bawang putih, merica, pala, dan cengkeh. Pada setiap seruput dari kuah kacang merah brenebon, Sobat akan merasakan cita rasa manis dan gurih!
Kuliner satu ini adalah hasil akulturasi Indonesia dan Belanda. Menurut pakar kuliner Hindia Belanda, Jeff Keasberry, sup ini diadaptasi dari makanan Belanda bernama Bruine Bonensoep.
5. Semur
Mulai dari momen pernikahan, lebaran, hingga makan bareng keluarga, menu semur selalu muncul sebagai andalan. Tapi Sobat tahu nggak, tuh, kalau menu ini adalah ‘perkawinan’ silang antara kuliner Indonesia dengan Belanda?
Kalau di Belanda, menu ini bernama smoor yang dagingnya direbus bareng tomat dan bawang. Sedangkan di Indonesia, bumbu semur dicampur dengan sedikit kecap dan beberapa bahan dasar tambahan seperti kentang.
6. Lapis Legit
Siapa sangka kalau kue andalan suguhan menjamu tamu ini rupanya hasil akulturasi Indonesia dengan Belanda? Rasanya yang legit dan empuk, menjadikan kuliner ini tetap hits diantara gempuran munculnya kue kekinian.
FYI, kue lapis legit merupakan salah satu kudapan manis yang biasa dijadikan makanan perjamuan gaya kolonial, rijsttafel. Bila di Eropa kudapan ini disebut dengan spekkoek.
7. Selat Solo
Selat Solo adalah kuliner perpaduan antara cita rasa lokal dengan bistik Eropa. Kalau bistik Belanda pakai bahan kaldu dengan kuah kental, Selat Solo mengedepankan bumbu rempah tradisional dengan sedikit kecap. Kuliner ini muncul pertama kali ketika petinggi Belanda mengadakan pertemuan dengan pemangku kepentingan asal Indonesia.
Selat Solo adalah definisi dari ‘cinta karena terbiasa’, sebab menu ini hadir karena beragam orang terbiasa mengadakan perjamuan dengan menu Selat Solo. Hingga pada akhirnya, menu tersebut menyebar luas di kalangan penduduk dan terkenal.
Nah, karena pertemuan diadakan terlalu sering, maka terciptalah makanan selat solo. Bedanya, saus bistik Belanda menggunakan bahan kaldu sebagai kuahnya dan teksturnya lebih kental.
Dari beberapa makanan di atas, ada yang pernah kamu coba, Sobat? Jika belum, coba salah satu, deh! Kasih tahu juga ke teman-teman atau saudara kalian kalau menu tersebut rupanya hasil akulturasi Indonesia-Belanda melalui artikel ini. Selamat mencicipi kulinernya, Sobat!