Kue umumnya berbahan dasar tepung, tetapi tidak dengan kue khas Jawa ini. Kue Ampo yang terbuat dari tanah liat contohnya. Menjadi camilan yang digemari dan terkenal khususnya di pulau Jawa. Kok bisa?
Kue Ampo betulan terbuat dari tanah liat. Camilan tradisional ini terkenal di Tuban dan Cirebon. Namun sekarang daerah-daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur juga sudah mengenal makanan tradisional ini.
Khasiat Kue Ampo
Bukan karena sembarang maksud orang mengonsumsi Kue Ampo. Di masyarakat, Kue Ampo dipercaya bisa menguatkan sistem pencernaan dan menjadi obat dari segala penyakit. Diperkuat dengan adanya studi yang mengatakan tanah liat atau lempung, yang tentunya telah steril, bisa membantu melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri.
Namun jika tidak memperhatikan betul kesterilan tanah liat yang dibuat Kue Ampo, hal tersebut dapat mengakibatkan berbagai risiko seperti terkontaminasi kotoran hewan atau manusia yang telah tinggal bertahun-tahun dalam tanah hingga risiko tetanus.
Proses Membuat Kue Ampo
Lalu bagaimana cara mengolah tanah liat hingga menjadi Kue Ampo yang bisa dimakan?
Pertama, tanah liat yang dipilih sebagai bahan baku harus berupa tanah liat yang bertekstur lembut dan terbebas dari pasir, kerikil dan batu. Kemudian dari tanah liat dibentuk adonan berbentuk kotak dan ditambahkan air secukupnya hingga adonan menjadi kalis. Sembari dicampurkan air sedikit demi sedikit, adonan ditumbuk dengan alat besar semacam kayu.
Langkah selanjutnya, adonan tanah liat diserut sedikit demi sedikit dengan bilah pisau bambu hingga membentuk stik wafer atau Ampo dengan panjang rerata 6-8 cm. Ampo kemudian ditempatkan pada periuk gerabah tanah liat untuk diasapi di atas tungku kayu bakar.
Meskipun memiliki risiko teracuni jika tanah liat yang dikonsumsi tidak steril, kue yang ketika dimakan memiliki sensasi dingin seperti minum air yang segar, renyah seperti keripik, pahit namun tetap enak ini masih digemari sebagai camilan tradisional.
Nilai Sejarah Kue Ampo di Berbagai Daerah
Nilai sejarah yang terdapat di Kue Ampo yang berasal dari Tuban yaitu Ampo pernah menjadi makanan yang dimakan masyarakat Tuban ketika kesulitan membeli beras di masa kolonial Belanda. Warga sekitar kemudian membuat Ampo yang tanah liatnya diambil di endapan lumpur di air tepi Sungai Bengawan Solo.
Sedangkan Kue Ampo di Cirebon biasa dijadikan ritual adat seperti di Acara Sedekah Bumi untuk mengucap syukur kepada Tuhan.
Kebiasaan memakan tanah liat atau yang disebut geofagi ini tidak hanya ada di Indonesia. Beberapa negara di dunia terutama yang tinggal di daerah tropis dan hangat sebenarnya juga sering melakukan geofagi.