Kepala Staf TNI Laksamana Yudo Margono beberapa waktu lalu telah mengumumkan jika kapal selam KRI Nanggala-402 beserta 53 personil tenggelam di perairan utara Bali, pada Sabtu (24/4/2021).
Hingga saat ini, masyarakat pun masih banyak yang ingin mengetahui bagaimana kronologi kejadian tenggelamnya KRI Nanggala-402 tersebut. Mengutip dari berbagai media online di Indonesia, berikut kronologi kejadiannya.
Kapal selam Nanggala-402 telah berada di perairan utara Bali sejak Selasa (20/4) malam WITA. Pada Rabu (21/4) pukul 02.30 WITA Nanggala-402 diizinkan untuk jalani latihan di perairan dekat Pulau Bali.
Memasuki pukul 03.00 WITA, kapal selam mulai menyelam sedalam 13 meter untuk persiapan penembakan torpedo. Pukul 04.30 WITA kontak terakhir dengan Nanggala untuk meminta izin penembakan rudal.
Hingga pukul 05.15 WITA Nanggala-402 yang seharusnya muncul ke permukaan tidak menampakkan diri, prosedur pencarian pun dimulai. Pukul 06.45 WITA proses pencarian masih berlangsung dan Nanggala-402 dinyatakan hilang.
Memasuki siang hari tepatnya pukul 14.00 WITA, TNI AL mengirim KRI Rigel dan KRI Rengat untuk bantu pencarian, sekaligus meminta bantuan negara-negara lain. Di hari berikutnya, tepatnya Kamis (22/4) tim SAR menemukan area dengan kemagnetan yang kuat, diduga lokasi tenggelamnya kapal selam Nanggala-402.
Pada Sabtu (24/4), misi pencarian diperkuat dengan menurunkan kapal dan pesawat bantuan dari Australia, Singapura, Amerika Serikat, India dan Malaysia. Selama tiga hari pencarian, ditemukan beberapa benda seperti sajadah, pelumas teropong dan KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam.
Di hari berikutnya, Minggu (25/4) KRI Rigel menemukan kontak di kedalaman 800 meter. Namun, karena daya jelajah terbatas, KRI Rigel meminta MV Swift Rescue (Singapura) melanjutkan pencarian.
Pukul 09.04 WITA, Remote Operation Vehicle (ROV) MV Swift Rescue (Singapura) menemukan visual KRI Nanggala yang terpecah menjadi tiga bagian dan seluruh awak KRI Nanggala-402 dinyatakan gugur.
Laksamana Muda TNI Muhammad Ali menjelaskan, jika kini petugas terus berupaya melakukan evakuasi secara bertahap. Sebab, kemampuan ROV hanya mampu mengangkat beban maksimal sekitar 150 kilogram.
Pengangkatan bangkai kapal, menjadi salah satu evakuasi yang masih terus dimatangkan, mengingat posisi Nanggala-402 berada di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut.
“Kami investigasi, tapi juga harus menghadirkan para pakar, bukan para pengamat. Para pakar kapal selam dan para ahli pembuat kapal selam. Jadi itu ya. Bukan hanya pengamat sekedar pengamat,” tegas Laksamana Muda TNI Muhammad Ali.