Dunia sepak bola selalu menawarkan kejutan yang menarik perhatian warga sejagat. Dampaknya tak sebatas bagi lingkup olahraga tersebut, tapi bahkan soal budaya masyarakat. Belum lama ini, dicetuskan sebuah kata baru yang diambil dari nama seorang legenda sepak bola. Sob, cari tahu lebih jauh yuk, kosakata unik sepak bola, dari nama Pelé sampai Panenka!
Pele Berarti Unik dan Terbaik
Dari negeri Brasil, nama Edson Arantes do Nascimento menjadi buah bibir penduduk sejagat. Dia yang lebih dikenal dengan panggilan Pelé itu belakangan ini juga telah mengabadi. Tidak saja kerena prestasi semasa hidupnya, namanya telah tercantum dalam kamus Michaelis berbahasa Portugis.
Nama Pelé menjadi entri atau lema baru sebagai kata sifat. Dalam kamus tersebut, Pelé bermakna: luar biasa, tak tertandingi, unik.
Di akun Twitter Pelé 26 April lalu, diumumkan keputusan resmi tersebut. Entri tersebut berbunyi: “pe.lé adj. sesuatu atau seseorang yang luar biasa, yang berdasarkan kualitas, nilai atau keunggulannya tidak dapat disejajarkan dengan apapun atau siapapun, seperti Pelé, nama panggilan Edson Arantes do Nascimento (1940–2022), yang dianggap sebagai atlet terhebat sepanjang masa; luar biasa, tidak ada bandingannya, unik.”
Pelé meninggal dunia pada 29 Desember 2022 di usia 82 tahun. Dia adalah satu-satunya pemain yang memenangi Piala Dunia tiga kali. Sepanjang karier bermainnya selama dua dekade, Pelé mencetak rekor dengan torehan 1.281 gol. Sepanjang karier dan rekor luar biasa itu, Pelé tampil membela klub Brasil Santos, tim nasional Brasil, dan klub New York Cosmos. Dia pun sempat menjabat Menteri Olahraga Brasil (1995–1998).

Berkat jasa dan prestasinya yang dianggap menjadi pesepakbola terbaik dalam sejarah, Yayasan Pelé terdorong melakukan kampanye untuk memasukkan nama Pelé ke dalam kamus. Gerakan ini juga diinisiasi oleh manajemen klub sepak bola Santos dan stasiun olahraga SporTV. Kampanye ini dimulai sejak kematian Pelé akibat komplikasi kanker usus besar dan telah menghimpun lebih dari 125.000 tanda tangan persetujuan.
O REI OFICIALMENTE ESTÁ NO DICIONÁRIO!
Ele é o pelé do Basquete. Ela é a pelé do Tênis. A expressão que já era usada para se referir ao melhor naquilo que faz está eternizada nas páginas do dicionário! Juntos fizemos história e colocamos o nome do Rei do futebol na nossa língua… pic.twitter.com/Yy5RwWjq8J
— Pelé (@Pele) April 26, 2023
Penerbit kamus Michaelis lantas menyambut baik usulan itu. Pada Rabu lalu (26/4) bahwa kata tersebut diumumkan akan segera dimasukkan dalam edisi digital kamus berbahasa Portugis mereka dan versi cetak setelah edisi berikutnya diterbitkan.
Pihak Yayasan Pelé amat girang dengan kabar tersebut. Mereka menyatakan, “Ungkapan yang sudah digunakan untuk merujuk pada yang terbaik dalam apa yang Anda [Pelé] lakukan telah diabadikan dalam halaman kamus! Bersama-sama kita membuat sejarah dan memasukkan nama Raja sepak bola ke dalam bahasa Portugis. Pelé, yang berarti ‘TERBAIK!”
Kilas Biografi Pelé
Laman Marca pada 30 Desember 2022 menyebutkan, nama julukan “Pelé” berawal dari masa kecilnya. Paman Pelé yang bernama Jorge melihat Edson Arantes, keponakannya, teramat bagus saat berperan sebagai striker di lapangan hijau. Alhasil, teman-teman Edson kecil menempatkannya sebagai penjaga gawang untuk memberikan keuntungan dan kesempatan lawan-lawannya untuk menyerang.

Saat dia melakukan penyelamatan, beberapa orang membandingkannya dengan Bile, seorang kiper yang pernah bermain bersama ayahnya. Tercetuslah mula-mula panggilan Bile baginya. Julukan ini lalu berkembang menjadi Pelé untuk selamanya.
Meski lebih dikenal dengan nama Pelé, pemain yang juga berjuluk O Rei atau “sang raja” ini mengungkapkan bahwa dia tak pernah suka dengan nama samaran ini. Alih-alih bangga, dia lebih senang dengan nama aslinya Edson Arantes yang merujuk nama tokoh penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edison.
Satu alasan utama yang membuat Edson Arantes tidak menyukai nama panggilannya itu adalah karena baginya kata tersebut tidak memiliki makna apa-apa dalam bahasa Portugis. Dia malah sempat menganggap sapaan tersebut sebagai penghinaan. Mantan Presiden Olahraga Brasil ini bahkan pernah bertengkar dengan teman sekolah yang membuat julukan baginya.
Namun, hal itu berubah 180 derajat setelah dia menemukan fakta bahwa arti kata pelé dalam bahasa Ibrani adalah “keajaiban”.
Wah, barangkali ini yang dimaksud dari adagium “nama adalah doa”. Kira-kira kosakata unik dalam sepak bola ini sudah bisa dipakai dalam ragam percakapan nggak ya? Kalau ya, boleh diingat nih, Sob, kalau kamu di-se-pele-kan orang, anggaplah bahwa dia bermaksud memujimu bahwa kamu itu unik, dan bisa menjadi yang terbaik. He-he, semangat!
Penalti Panenka
Di seberang benua Amerika, ada fenomena kosakata unik sepak bola lainnya di lapangan rumput. Sejarah sepak bola juga telah merekam istilah yang disebut dengan “panenka”.
Sobat pencinta olahraga sebelas lawan sebelas ini tentu tak asing dengan panenka. Panenka adalah teknik cerdik dan terkesan sederhana kala mengeksekusi tendangan penalti. Penendang biasanya mencungkil bola dan mengarahkannya ke tengah gawang, dengan laju bola yang pelan.
Beberapa pemain lihai dan terkenal memakai teknik panenka. Termutakhir, di Benua Biru penyerang Real Madrid Karim Benzema berhasil melakukan penalti panenka pada leg pertama semifinal Liga Champions Eropa 2021/22. Kala itu, dalam situasi tekanan tinggi, Benzema mencetak gol ketiga Real Madrid atas Manchester City dari titik putih.
Asal Muasal Panenka
Teknik panenka bermula dari tingkah bintang Cekoslowakia, Antonin Panenka, pada 1976. Ketika itu dia mengecoh kiper legendaris Jerman dan Bayern Munich, Sepp Maier, di final Piala Eropa, 20 Juni 1976.

Keunggulan Cekoslowakia 2–0 berhasil dibalas Jerman hingga peluit akhir 2 x 45 menit. Alhasil kedua tim harus melanjutkan permainan pada babak tambahan, bahkan adu penalti.
Setelah tujuh tendangan pertama berhasil masuk ke gawang, eksekutor Jerman Uli Hoeness gagal melesakkan bola pada tendangan penalti keempat bagi timnya. Antonin Panenka sebagai pemain tengah menjadi algojo terakhir bagi Cekoslowakia. Panenka berpeluang untuk memenangkan Piala Euro buat Cekoslowakia.
Sebagaimana dikutip dari Goal.com, dia perlahan meletakkan bola dari titik putih. Lalu dia melangkah mundur jauh beberapa langkah, berlari kecil seolah akan menendang bola dengan keras. Ketika Panenka melepaskan tembakan, kiper Jerman Barat, Sepp Meier, melompat ke arah kiri gawang. Ternyata Panenka hanya pelan mencungkil bola ke arah tengah gawang. Meier tertipu.
Daya cerdik itu tercatat jadi momen bersejarah yang melahirkan sebuah teknik revolusioner mencetak gol dari titik 12 pas.
Gol penalti Panenka itu dinilai Pelé sebagai karya “entah seorang jenius atau orang gila”. Namun jelasnya, dengan gol unik itulah Cekoslowakia untuk pertama kalinya memenangi sebuah gelar dan meraih trofi Piala Eropa mengalahkan Jerman Barat.
Sementara itu, Panenka sendiri kudu membela diri dari tudingan pamer teknik di salah satu panggung terbesar sepak bola.
“Saya curiga Maier tidak terlalu senang mendengar nama saya. Saya tak pernah berniat untuk membuatnya terlihat konyol. Justru sebaliknya, saya memilih penalti itu karena saya melihat dan menyadari bahwa itu adalah resep mencetak gol yang termudah dan paling sederhana,” kata Panenka.
“Resep yang simpel.”
Ditiru Banyak Pesepakbola
Sejak pertama kali dilakukan pada 1976, tendangan panenka berulang kali digunakan oleh nama-nama terkenal di panggung akbar sepak bola.
Sobat mungkin pernah menyaksikan tendangan panenka yang populer dalam final Piala Dunia 2006 dilakukan Zinedine Zidane. Dia menciptakan gol itu dengan mencungkil bola dari titik putih ke gawang Gianluigi Buffon.
Di sepak bola modern, ada beberapa pesepakbola lain yang cukup jamak menerapkan panenka. Pemain asal Argentina Lionel Messi, pemain Real Madrid Eden Hazard, juga Memphis Depay dan Raheem Sterling, misalnya. Namun, bagi Antonin Panenka yang telah pensiun dari dunia sepak bola sejak 1993 silam paling kagum dengan cungkilan yang dilakukan pemain Spanyol, Sergio Ramos, kala membela klub Real Madrid.
“Tak perlu diragukan bahwa Ramos adalah salah satu yang terbaik di dunia,” kata pria kelahiran Praha pada 2 Desember 1948 itu. Panenka terkenang tendangan bek Real Madrid itu kala menceploskan penalti panenka ke gawang Celta Vigo di kompetisi La Liga pada 2018.
“Tendangan itu adalah salah satu penalti panenka paling elegan olehnya yang pernah saya lihat. Saya sangat menikmati dan mengapresiasinya. Gol yang hebat, itu jelas. Saya ingat (panenka-panenka) pertama yang ia lakukan tidak terlalu cantik, tetapi semua berhasil masuk, dan pada akhirnya itu yang paling penting,” tutur Panenka.
Penerapan kosakata unik panenka dalam sepak bola juga tecermin dari mantan pemain timnas Italia Andrea Pirlo. Dia terkenal sukses mengeksekusi tendangan panenka dari titik putih. Eks gelandang Gli Azzurri itu mengecoh kiper Inggris, Joe Hart, pada adu penalti Euro 2012.
Nah, Sobat paling demen tendangan panenka ala siapa nih?