Media sosial asal Tiongkok yaitu TikTok sedang banyak digandrungi netizen. Bahkan nggak hanya sekadar menjadi media sosial, kini TikTok juga merambah ranah e-Commerce dengan TikTok Shop. Namun ternyata proyek terbaru Project S TikTok Shop menimbulkan kontroversi karena disebut mengancam usaha mikro kecil menengah (UMKM) Indonesia.
Setelah selama ini menyediakan tempat pertemuan antara penjual toko online dengan pembeli, TikTok berencana untuk membuat konsumen membeli produk yang dipilihkan perusahaan.
Apakah hal ini bisa terjadi? Melalui Project S, Tiktok menyebutkan pihaknya mengetahui berbagai data ragam produk yang banyak diminati atau dibutuhkan konsumen. Lalu dengan mesin algoritma, bisa mengarahkan konsumen untuk membeli produk milik perusahaan yang telah dikurasi TikTok, contohnya barang-barang buatan negeri Cina.
Belum diluncurkan resmi, Project S dikabarkan Wall Street Journal telah ada di Amerika Serikat dan Inggris. Pengguna TikTok di kedua negara tersebut mendapat fitur belanja baru dalam aplikasi TikTok yang disebut Trendy Beat.
Bagian Trendy Beat menawarkan barang-barang yang terbukti populer di video, seperti alat untuk mengekstrak kotoran telinga atau menyikat bulu hewan peliharaan dari pakaian. Umumnya, barang-barang ini merupakan buatan Cina.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Project S Tiktok mirip dengan program ‘Dijual oleh Amazon’ di Amazon.com. Sebenarnya itu produk dari produsen dan pedagang di negara tersebut dan nantinya TikTok menangani pemasaran, transaksi, logistik dan purna jual jasa. TikTok mengatakan sedang menguji fitur tersebut.
“Kami selalu mencari cara baru untuk meningkatkan pengalaman komunitas kami, dan kami sedang dalam tahap awal bereksperimen dengan fitur belanja baru,” kata perusahaan itu.
Alasan Project S diluncurkan dikatakan demi melipatgandakan volume transaksi bruto atau GMV menjadi US$20 miliar tahun ini. Selain itu TikTok juga mencari pendapatan baru yang dapat membuat penilaiannya sebesar US$300 miliar yang bisa menjadikannya menjadi perusahaan rintisan swasta paling bernilai di dunia.
Bagaimana Project S TikTok Shop Mengancam UMKM?
Alih-alih membeli produk dari pedagang yang sudah ada duluan di TikTok Shop, konsumen bakal diarahkan membeli barang-barang dari TikTok atau perusahaan yang terafiliasi secara bisnis dengan TikTok. Tentu saja persaingan yang dinilai tidak sehat ini menjadi alarm bagi sejumlah negara termasuk Indonesia.
Hal ini juga menuai respon dari Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM) Teten Masduki. Ia pun kemudian mengimbau kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mempercepat revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50/2020 tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PPMSE). Diharapkan dengan adanya peraturan pemerintah bisa melindungi bisnis UMKM di Indonesia dari serangan barang impor.
“Saya melihatnya seperti Project S TikTok di Inggris dan di beberapa negara lain itu ‘kan sangat memukul produk lokal,” ujar Teten.
“Kalau mereka jualan barang juga, algoritma mereka (TikTok) akan mengarahkan kepada produk-produk mereka. Sehingga konsumen di pasar digital hanya akan beli produk milik atau afiliasi bisnis mereka,” imbuh Teten.
Ikhtiar lainnya yang juga dilakukan Menteri Teten ialah mengadakan jajaran pejabat Kemenkop UKM di Kantor Kemenkop-UKM, Jakarta, membahas isu Project S TikTok. Kabar baiknya, Menteri Teten memastikan Project S TikTok tak akan diluncurkan di Indonesia.
“Kemarin kita sudah meeting dengan TikTok mereka janji Project S nggak akan dilakukan di Indonesia,” kata Teten saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis (27/7/2023).
Sebelumnya, Head of Communication TikTok Indonesia, Anggini Setiawan mengatakan bahwa TikTok akan menghormati hukum dan peraturan bisnis yang ada di Indonesia.
“Sebagai sebuah perusahaan, kami senantiasa menghormati hukum dan peraturan yang berlaku dan telah memperoleh izin operasi dari Kementerian Perdagangan,” ujar Anggini dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Koperasi dan UMKM, Jakarta, Rabu (26/7).
Huft, jadi agak bisa bernafas lega sedikit, ya, Sob. Semoga saja memang Project S TikTok Shop yang terlihat mengundang kontroversi nggak bakal diluncurkan secara diam-diam di Indonesia. Yuk, kita lebih cintai produk dalam negeri.