Tahun 2020 bisa dibilang menjadi salah satu tahun yang cukup berat untuk para pengusaha di Indonesia. Pasalnya, roda ekonomi yang tidak berjalan mengakibatkan banyak perusahaan mendapat penurunan pendapatan. Seperti pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional yang dinilai terjadi penurunan sebanyak 7 %.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional pada tahun ini akan naik hingga 15 %. Jika terjadi kenaikan tersebut, maka konsumsi BBM pada 2021 akan menyentuh 75 juta kl atau setara dengan 1,23 juta bph.
“Nah di tahun 2021 diprediksi naik 15% dari 2020, akan menyentuh 75 juta kl untuk konsumsi BBM di 2021 atau rata-rata 1,23 juta bph,” ujar Komite BPH Migas, Muhammad Ibnu Fajar seperti dikutip CNBC.
Melihat kenaikan konsumsi pada sektor minyak dan gas, bisa dibilang ekonomi di Indonesia mulai kembali menggeliat. Selain itu, BPH Migas berharap pemerintah terus menekan angka impor minyak mentah dan produk BBM, sehingga sektor migas tidak terus menerus membuat neraca dagang menjadi negatif.
Selain meminta pemerintah menekan angka impor minyak mentah, BPH Migas menjelaskan jika selagi kilang belum penuhi kebutuhan nasional 50%, pemerintah harus upayakan turunkan impor migas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor impor untuk Maret 2021, impor minyak dan gas bumi (migas) Maret 2021 melonjak 74,74% (month to month) menjadi US$ 2,28 miliar dari US$ 1,30 miliar pada Februari 2021.
Sedikit informasi saja, pada 2020 konsumsi BBM nasional terjadi penurunan sebesar 65 juta kilo liter (kl) dari 70 juta kl pada 2019. Konsumsi BBM nasional pada 2020 setara dengan 1,06 juta barel per hari (bph), turun dari 1,15 juta bph pada 2019.