Pengimplementasian konsep hijau di industri tekstil sudah banyak digunakan. Tak ketinggalan, sub sektor tekstil yaitu para produsen batik juga telah mengupayakan transformasi ke konsep produksi yang ramah lingkungan. Terlebih industri batik terus bertumbuh dan banyak memanfaatkan bahan baku lokal. Maka dari itu, lebih lanjut, pemerintah Indonesia mendorong pelaku industri batik di Indonesia menerapkan konsep industri hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
FYI, sektor batik Indonesia memiliki potensi yang besar. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ekspor batik pada semester I (Januari – Juni 2022), telah mencapai US$27,42 juta. Diharapkan bisa melampaui nilai ekspor keseluruhan di 2021 yang mencapai US$46,24 juta.
Industri batik dalam negeri didominasi oleh UMKM, dengan sekitar 470.000 unit usaha yang tersebar di 101 sentra batik serta menampung tenaga kerja lebih dari 200.00 orang
Karena nilai ekspor yang tinggi dan penyerapan tenaga kerja banyak, membuat industri satu ini dinilai Kemenperin berperan penting bagi ekonomi Indonesia bahkan sukses menjadi pemimpin pasar perdagangan batik di dunia, seperti seharusnya.
“Industri batik mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan produksinya telah diminati pasar global,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi di puncak peringatan Hari Batik Nasional 2022 pada Selasa (4/10) lalu.
Lalu, bagaimana mengimplementasikan konsep hijau di industri batik?
Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri Kementerian Perindustrian melalui Pusat Industri Hijau telah mengembangkan Standar Industri Hijau (SIH) yang juga tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 39/2019.
Adapun implementasi konsep hijau pada produksi batik nantinya akan meliputi efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi. Selain itu ada upaya penurunan emisi gas rumah kaca di seluruh tahapan produksi hingga pengurangan limbah sisa produksi batik.
“Dengan mengadopsi nilai-nilai industri hijau tersebut, industri batik akan menjadi semakin kompetitif dalam penetrasi pasar, sekaligus meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi,” ujar Doddy.
Selain sertifikasi hijau, industri batik indonesia juga mengadakan sertifikasi nasional Batikmark untuk 3 jenis batik yaitu batik tulis, batik cap serta batik kombinasi antara tulis dan cap.