Wilayah daerah pertambangan hingga hasil tambang, bila dikelola dengan benar maka bisa menjadi sumber keuntungan. Seperti yang dilakukan oleh Sunardi, warga Dusun Kaliwiru, Kelurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, yang menyulap kawasan pertambangan batu di perbukitan Gunung Dayakan menjadi kompleks replika candi.
Cara Sunardi menyulap kawasan pertambangan menjadi kompleks replika candi ini terbilang sangat unik. Pasalnya, ia menyusun batu sisa pertambangan hingga membentuk pondasi bangunan candi, tanpa memiliki konsep dan tanpa menggunakan bahan perekat apapun.
Manfaatkan Batu Bekas Tambang yang Tak Layak Jual
Sunardi memulai ‘keisengannya’ menyusun batu-batu menjadi pondasi bangunan candi sejak 2019 lalu. Sebagai seorang yang berprofesi sebagai penambang batu, ia pun memilih jenis batu untuk dijadikan candi. Batu berwarna putih besar serta layak, biasanya ia perjualbelikan serta dijadikan sebagai konstruksi bangunan.
Sedangkan batu-batu kecil berwarna putih yang tidak kayak dijual ini lah yang ia gunakan untuk membuat kompleks candi tiruan dengan cara ditumpuk dengan rapi. Batu-batu kecil sisa pertambangan batu tersebut dikumpulkan agar tidak berserakan begitu saja di tanah. Hebatnya, tumpukan batu-batu berwujud replika candi tersebut dibuat tanpa mengunakan perekat seperti lem atau semuen. Namun, hasilnya tetap bagus, seperti menggunakan bahan baku membuat rumah.
Hingga kini, diketahui sudah ada 12 replika mirip candi hasil karya Sunardi yang berdiri gagah, mulai dari berukuran kecil hingga besar, dari ukuran tinggi 1.5 meter hingga 4 meter. Bahkan, kalau dilihat-lihat, kompleks replika candi buatan Sunardi mirip dengan kompleks Candi Borobudur.
Hasil karya Sunardi ini ternyata belum sepenuhnya selesai, lho. Melihat ketekunan Sunardi dalam membuat karya replika candi selama kurang lebih dua hinga tiga tahun lalu, kini ia pun banyak dibantu oleh warga sekitar untuk ikut mengumpulkan batu-batu kecil sebagai bahan baku.
Jadi Tempat Wisata Dadakan
Tentu saja hasil kreativitas dari Sunardi kini membuahkan hasil. Kumpulan batu-batu kecil yang disusun menjadi replika candi kini telah menjadi tempat wisata dadakan dan menciptakan ekonimi atau penghasilan untuk warga sekitar.
Melihat hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo pun turut memberikan apresiasi dengan merencanakan kompleks replika candi buatan Sunardi sebagai destinasi wisata yang lebih layak. Keinginan ini pun sesuai dengan harapan Sunardi, di mana ketika kompleks replika candi yang ia buat bisa menjadi salah satu wisata di Bumi Binangun, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan destinasi wisata baru di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari paparan Sunardi, di dusun tempat tinggalnya itu, diketahui 90 persen warganya merupakan pengrajin tahu.
“Harapannya ekonomi masyarakat bisa jualan. Bisa mengenalkan tahu juga. Kuliner tahu juga, produk tahu bisa,” ujarnya.
Bila ingin mengunjungi kompleks replika candi buatan Sunardi ini, dibutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam dari kota Yogyakarta bila menggunakan kendaraan pribadi. Namun jauhnya perjalanan akan terbayarkan kala melihat pesona baru bekas tambang yang ajaibnya bisa disusun rapi menyerupai bentuk candi, dengan pemandangan eloknya Sungai Progo di balik kompleks replika candi ini.