Knight Frank, perusahaan properti berbasis di London baru-baru ini melaporkan data yang cukup mencengangkan. Melalui ‘Knight Frank Wealth Report 2021’ mengungkapkan jika orang kaya di Indonesia akan bertambah dan cenderung investasi ke bidang properti.
Perusahaan yang memiliki 488 kantor di 57 negara ini melalui laporannya membahas perspektif global terhadap investasi dan properti paling menggiurkan. Knight Frank mengemukakan jika proyeksi pertumbuhan jumlah individual kaya atau high-net-worth-individual dan super kaya (ultra high net worth individual) dalam 5 tahun ke depan.
Angka nominal para orang kaya yang tercatat berbeda-beda di tiap-tiap negara. Monako disebut menjadi negara super kaya dan super padat yang memiliki angka minimal paling tinggi untuk bisa disebut UHNWI.
Penduduk di Monaco harus memiliki kekayaan sebesar US$ 7,9 juta atau sekitar Rp. 110,6 miliar untuk bisa masuk klub elit ini. Sedangkan di Asia, negara dengan limit terbesar untuk masuk klub elit HNWI adalah Singapura. Dengan kekayaan US$ 2,9 juta atau setara Rp. 40,6 miliar penduduk ‘Negeri Singa’ bisa masuk klub elit top ini.
Untuk Indonesia sendiri, kekayaan minimal untuk bisa masuk klub elit HNWI tidak terlalu tinggi, mengingat Indonesia masih tergolong sebagai negara berkembang atau emerging country.
Bersama dengan Filipina dan India, angka kekayaan minimum penduduk Indonesia untuk bisa disebut sebagai Crazy Rich yakni sebesar US$ 60.000 atau setara dengan Rp. 840 juta.
Perhitungan angka kekayaan minimum disesuaikan dengan jumlah penduduk. Dalam laporan ‘Knight Frank Wealth Report 2021’ Asia memuncaki proyeksi 5 tahunan pertumbuhan orang super kaya atau ultra high net worth individual dan Indonesia diproyeksikan memiliki kenaikan UHNWI sebesar 67% pada 2025.
Secara rinci, Knight Frank membaginya menjadi dua. Pertama, orang sangat kaya (HNWI) di tahun 2015 di Indonesai berjumlah 14.730 orang. Dari jumlah tersebut tercatat memiliki kekayaan di atas US$ 1 juta atau setara Rp. 14 miliar.
Pada 2020, angka ini semakin bertambah menjadi 45% atau sekitar 21.430 orang meski dalam keadaan pandemi COVID-19. Angka ini diperkirakan akan melesat di tahun 2025 dengan proyeksi kenaikan sebesar 110 % dengan total 45.063 orang kaya.
Kategori kedua penduduk super kaya (UHNWI). Tercatat pada 2015 jumlah orang super kaya di Indonesia hanya 516 individu. Angka tersebut naik 30% di tahun 2020 menjadi 673 individu. Lima tahun ke depan diproyeksikan akan naik menjadi 1.125 orang.
Sebagai sarang crazy rich di Asia ditempati oleh Tiongkok dengan jumlah UHNWI sebanyak 103.000 orang. Sedangkan crazy rich dunia masih dipegang oleh ‘Negeri Paman Sam’ dengan jumal UHNWI sebanyak 223 ribu orang.
Jumlah orang kaya dan super kaya tersebut dipengaruhi oleh pasar properti mewah di kancah global. Indeks bernama PIRI 100 (Prime International Residential Index mencatat terdapat 100 kota besar utama tempat berjamurnya properti eksklusif, salah satunya adalah kota Jakarta.
Dari 100 kota terdapat 29 kota mengalami penurunan harga properti mewah. Seperti di Jakarta mengalami penurunan 1,2% sepanjang tahun 2020. Beberapa kota di Asia Tenggara pun mengalami penurunan harga properti, seperti Kuala Lumpur turun 3,6%, dan Bangkok turun 7,3% akibat sepinya kunjungan turis karena pandemi.
Saat ini, mayoritas crazy rich dunia pun banyak memilih properti di pedesaan dan tepi pantai dibandingkan di area urban dan perkotaan.
Sekedar informasi saja, sebelumnya Forbes telah merilis daftar orang terkaya di Indonesia dan ada beberapa perubahan peringkat maupun nilai aset kekayaan UHNWI di Tanah Air. Seperti kekayaan keluarga Sinar Mas Group yang tercatat bertambah US$ 2,3 miliar atau Rp. 32,4 triliun.
Sedangkan posisi pertama masih dipegang oleh Hartono bersaudara dari Grup Djarum yang menguasai 54,94% saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Total kedua bersaudara asal Kudus ini diperkirakan mencapai US$ 38,8 miliar atau sekitar Rp. 546,3 triliun.