Di era yang serba modern, bahasa asing menjadi bekal yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Maka jangan heran kalau saat ini banyak pelaku profesional mencari kursus bahasa asing. Nah, salah satu perusahaan rintisan (startup) di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan bahasa asing adalah Cakap. Apakah Sobat pernah mendengar namanya?
Startup Cakap didirikan oleh Tomy Yunus bersama Yohan Limerta pada 2014. Kala itu Tommy masih berusia 23 tahun. Tomy membangun layanan kursus bahasa asing karena termotivasi teman-temannya yang tidak banyak memiliki kesempatan untuk belajar bahasa Mandarin.
Hal itu dipengaruhi ongkos untuk mengikuti kursus bahasa asing yang tidak murah. Alhasil Tomy membuat survei yang dibagikan kepada publik. Dari survei tersebut dia menemukan bahwa dari 273 juta penduduk Indonesia, hanya 10 persen yang betul-betul menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Dengan tekad kuat, Tomy dan Yohan membuat media pembelajaran bahasa asing yang terjangkau dan mudah diakses yang bernama Squline. Namun, karena dirasa namanya terdengar seperti bukan buatan dalam negeri, akhirnya mereka ubah menjadi Cakap.
Nama Cakap terpilih karena dalam bahasa Indonesia memiliki “kompeten” atau “terampil”. Arti nama tersebut dinilai sesuai dengan visi mereka yaitu meningkatkan daya saing sumber daya manusia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.
Sama seperti usaha pada umumnya, perjuangan Tomy mendirikan Cakap dicapai setelah berhasil melewati berbagai tantangan. Salah satu tantangannya adalah keterbatasan akses internet di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan.
Cara Cakap untuk melewati tantangan tersebut adalah dengan menyediakan platform pembelajaran online interaktif dan pendekatan baru. Contohnya dengan menghubungkan antara siswa dan tutor lewat layanan percakapan teks dan panggilan video.
Ada kelas apa saja di Cakap? Di Cakap terdapat pilihan kelas bahasa Inggris dan Mandarin. Namun, karena tingginya antusiasme masyarakat terhadap bahasa seperti Jepang dan Korea, Cakap juga membuka kelas untuk mempelajari bahasa-bahasa tersebut.
Berdampak Positif bagi Siswa
Kini aplikasi Cakap telah memberikan dampak positif pada ribuan muridnya. Berdasarkan survei yang dilakukan, 9 dari 10 siswa di Cakap mengalami peningkatan dalam kemahiran berbahasa.
Selain itu, berdasarkan pengalaman, murid-muridnya jadi punya tingkat kepercayaan diri yang jauh lebih tinggi dan berhasil meraih kesempatan dalam berbagai bidang pengembangan potensi diri.
Atas keberhasilannya membangun Cakap, Tomy Yunus berharap dengan adanya kursus bahasa asing digital yang dia ciptakan bakal mendorong masyarakat untuk terus belajar bahasa asing.