Camilan merupakan salah satu makanan ringan paling diminati oleh generasi muda. Bagaimana tidak? Berdasarkan data dari Statista Market Insight, 55 persen konsumen makanan ringan di Indonesia adalah generasi milenial dan Z.
Karena makanan ringan atau snack lebih disukai oleh generasi muda, hal ini memengaruhi ukuran pasar dalam industri ini. Tercatat bahwa capaian pasar camilan seperti snack diperkirakan mencapai 7,84 miliar dolar AS pada 2023.
Dengan jumlah tersebut, nggak heran lagi apabila di masa sekarang banyak orang berlomba-lomba menghadirkan produk camilan. Bahkan pelakunya bisa dari UMKM, perusahaan rintisan (startup), hingga manufaktur.
Nah, salah satu pelaku industri di bidang makanan ringan atau camilan adalah Tays Bakers. Perusahaan yang berada di bawah naungan PT Jaya Swarasa Agung Tbk ini sekarang sudah menjadi perusahaan terbuka dan bisnisnya sudah menembus pasar internasional, loh.
PT Jaya Swarasa Agung Tbk merupakan sebuah perusahaan yang didirikan oleh Alexander Anwar pada 1998. Kala itu, di tengah krisis moneter yang melanda Indonesia, pria lulusan Bachelor of Science in Economic dari University of Michigan ini memberanikan diri untuk mendirikan bisnis makanan ringan. Padahal sebelumnya dia bergerak di bidang jual-beli furnitur.
Alex memulai bisnis camilan dengan bekal satu mesin wafer stik untuk memproduksi wafer roll. Kala itu produk camilan sejenis wafer roll sedang diminati oleh masyarakat.
Perlahan-lahan bisnis camilan kecil-kecilannya terus berkembang. Alex pun mulai memperluas bisnis ke berbagai produk makanan ringan lainnya.
“Pada 2003 kita memproduksi snack jagung. Tahun 2008 kita melihat peluang industri confectionery dengan memproduksi meses coklat. Kemudian kita melihat peluang di produk hype yaitu oven bake biskuit. Setelahnya kita investasi mesin biskuit pada 2017 untuk memproduksi Tricks,” tuturnya.
Menembus Pasar Internasional
Rupanya, produk camilan Tricks berhasil membawa jenama Tays Bakers menjadi sebuah perusahaan publik pada 2021. Sampai akhirnya bisnis makanan Alex sukses melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham TAYS.
Setelah berhasil Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, produk camilan lokal ini juga sukses mengekspansi bisnisnya ke kancah internasional, loh. Ternyata proses ekspor sudah dimulai sejak 2008 lalu. Pertama kali kegiatan ekspor dimulai ketika Alex berpartisipasi dalam pameran di Singapura.
Setelah itu, lambat laun akhirnya produk camilan ini kembali diekspor ke berbagai negara. Adapun negara-negara tempat tujuan ekspornya meliputi kawasan Asia Tenggara, Cina, Taiwan, hingga Amerika Serikat dan Timur Tengah.
Kontribusinya dalam dunia ekspor nggak main-main juga, Sob. Dari total keseluruhan produk, hasil penjualan ekspor Tays Bakers diketahui tembus 20 hingga 30 persen.
Rencananya pada 2023 ini, Alex mengatakan, pihaknya akan terus mengekspansi bisnis makanan ringannya ke pasar global. Hal tersebut dilakukan seiring masuknya merek wafer stik Wasuka ke seluruh gerai di Amerika Serikat serta 9to9 Store di daerah West Coast.
Sementara di dalam negeri, produk-produk Tays Bakers sudah tersebar ke seluruh Nusantara, baik secara penjualan ritel maupun daring. Selain itu, Tays Bakers telah bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan, mulai dari Garuda Indonesia, Emirate, hingga Aerofood ACS.
Wah, bukan tidak mungkin camilan Tays Bakers bakal tersedia di pesawat yang kamu tumpangi nih, Sob!