Peluncuran Satelit Satria-1 ke luar angkasa jadi salah satu sejarah terbaru bagi Indonesia yang dicetak sepanjang tahun 2023. Namun, tahukah Sobat, di balik keberhasilan proyek ini ternyata pembuat Satelit Satria-1 ada sosok perempuan Indonesia, loh. Siapakah dia?
Perempuan Indonesia pembuat Satelit Satria-1 ialah Adipratnia Satwika Asmady. Keterlibatan perempuan yang akrab disapa Nia ini dalam Satelit Satria-1 bermula setelah dia mendapat kesempatan dari perusahaan penggarap proyek tersebut lewat PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN).
Adipratnia Satwika Asmady adalah perempuan kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1993. Di proyek ini, Nia bertanggung jawab sebagai Project Manager.
Nia berperan serta sejak awal perancangan, pembuatan, hingga pengoperasiannya. Begitu pun saat hari peluncuran satelit tiba, Nia memegang tugas sebagai Customer Project Launch Director di SpaceX.
Nia mengungkapkan, selama memegang proyek Satelit Satria-1, perasaannya campur aduk. Terlebih ketika mengetahui Satria-1 benar-benar diumumkan telah bergerak meninggalkan bumi dan mengorbit di alam semesta.
“Berawal dari rancangan di kertas dan diskusi-diskusi hingga akhirnya menjadi sesuatu yang dikirim ke luar angkasa. Dengan harapan nantinya bisa membawa makna untuk orang-orang yang paling membutuhkan. Ini yang membuat aku mixed emotion, senang, excited, dan bangga,” tutur Nia.
Bagaimana perjalanan Nia sampai dia bisa terlibat dalam proyek pembuatan satelit milik Indonesia?
Nia adalah lulusan pendidikan S2 dan S3 di Aerospace Engineering California Polytechnic State University, Amerika Serikat. Dia bercerita, dahulu PSN merupakan jejang karier pertama baginya setelah lulus dari perkuliahan. Kala itu dia masuk pada 2017 dan pernah terlibat dalam proyek satelit yang ditangani PSN. Bahkan pada 2019 lalu, Nia juga sempat dilibatkan dalam pengerjaan satelit Nusantara-1 (N1). Namun, karena kendala keuangan proyek, Nia lalu dipindahkan ke pembuatan Satria-1.
Sejujurnya, dunia satelit bukan keinginan Nia selama di bangku kuliah. Dia menjadikan pendidikan di Aerospace Engineering sebagai jalan mencapai impiannya bekerja di dunia pesawat terbang. Lebih spesifik lagi, yaitu pesawat tanpa awak.
Akan tetapi, ilmu yang sudah dia peroleh di AS, tak membuat Nia malu untuk pulang ke Indonesia dan terlibat dalam pembuatan satelit nasional. Satu hal yang penting diketahui, peran sertanya dalam pengerjaan Satria-1 semata-mata dilakukannya sebagai bentuk rasa nasionalismenya terhadap Tanah Air.
“Satelit ini adalah proyek untuk NKRI. Tidak banyak orang tahu siapa yang membuat satelit. Yang mereka tahu adalah layanan yang sudah beroperasi. Dan saya juga ingin PSN menjadi contoh jika Indonesia ternyata bisa,” ungkap Nia Asmady.
Wah, keren banget, bukan? Siapa sangka di balik pembuat proyek satelit nasional Satria-1 terdapat campur tangan sosok perempuan Indonesia? Semoga semakin banyak lagi generasi muda yang menginspirasi seperti Nia, ya, Sob.