Belum lama ini program Electrifying Agriculture menjadi lompatan besar bagi sektor pertanian di Indonesia. Program tersebut diketahui telah meningkatkan produktivitas para petani, salah satunya adalah petani buah naga bernama Hendro yang berasal dari Desa Sumber Mulya, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam menggunakan konsep Electrifying Agriculture, Hendro mengandalkan sinar LED yang berfungsi untuk meningkatan produktivitas pertanian buah naga. Cara ini ia lakukan dimulai dari Fabruari hingga November.
Setelah itu, Hendro mengaku sempat mengalami kendala sebelum mendapatkan pendampingan dari PLN. Kendala tersebut berupa lampu LED yang dibutuhkan untuk menghasilkan panen buah naga yang berkualitas. Diketahui, Hendro membutuhkan lampu LED sebanyak 1.623 buah.
Jika ditotal, harga LED tersebut bisa mencapai Rp48,75 juta. Sementara saat itu juga harga lampu bisa mencapai Rp30 per biji. Belum lagi, harga tersebut belum termasuk pemasangan instalasi listrik dari PLN. Diketahui, saat ini hasil panen buah naga Hendro bisa mencapai 10 ton per hektare. Hasil tersebut dapat meraup keuntungan sekitar Rp400 juta per bulannya.
Di sisi lain, menurut Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo konsep Electrifying Agriculture merupakan sebuah program perubahan gaya hidup para petani yang berorientasi untuk melangkah ke masa depan. Dengan demikian, sektor pertanian bisa lebih maju, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Dengan menjalankan dan memanfaatkan program Electrifying Agriculture, diharapkan produktivtas pertanian buah naga dapat meningkat dengan pesat.