Sobat SampaiJauh tentunya sudah tidak asing mendengar istilah kode pos bukan? Kode pos merupakan serangkaian angka yang dicantumkan pada alamat surat atau paket yang akan dikirimkan ke tempat tujuan. Adapun dari angka kode pos memiliki fungsi masing-masing.
Dalam bahasa Inggris, kode pos disebut zip code. Tujuan dicantumkannya kode pos lantaran untuk mempermudah proses penyortiran surat atau paket yang akan dikirimkan ke tempat tujuan. Pada umumnya kode pos terdiri dari lima angka. Dari kelima angka tersebut terkadang ditambahkan dengan angka tambahan. Gunanya agar lokasi pengiriman menjadi lebih detil.
Awal mula kode pos di Indonesia
Kode pos pertama kali di Indonesia muncul pada tahun 1984. Mulanya, kode pos ini dipakai karena adanya kendala saat menyortir surat. Kemudian dari kendala tersebut menghasilkan solusi berupa sistem baru yang lebih terintegrasi.
Seperti yang kita ketahui bersama, terdapat banyak kota yang memiliki nama jalan serupa di Indonesia. Oleh karena itu, kode pos akan mempermudah jangkauan pengiriman surat atau paket dari suatu wilayah ke wilayah lain.
Namun, apakah Sobat SJ tahu bahwa Jerman pada era Hitler adalah negara yang memelopori penggunaan sistem kode pos pada tahun 1941? Ya, Jerman sebagai pembuka jalan yang mengoperasikan kode pos sebelum Inggris mengikutinya pada 1959. Amerika Serikat sendiri memakai sistem kode pos pada 1963 silam.
Lantas siapa pencetus kode pos Indonesia?
Bapak pencetus kode pos pertama kali adalah Marsoedi M. Paham. Sebelum keberlakuan kode pos, Beliau pernah mengungkapkan bahwa penyortiran surat masih belum sistematis terlaksana dengan tepat.
Karena sistem bekerjanya masih belum sistematis, maka hal tersebut akan membebankan para pengantar surat atau paket. Pekerjaan mereka menjadi terhambat serta tidak terlaksana secara taktis. Bahkan sebelum ada kode pos ini, para pekerja harus dua kali menyortir surat-surat atau paket yang akan dikirimkan.
Fungsi angka dalam kode pos
Seperti yang dikatakan sebelumnya, kode pos terdiri dari serangkai angka. Total dari dari rangkaian tersebut berjumlah lima. Setiap daerah memiliki kode pos masing-masing. Berikut ini penting untuk Sobat SampaiJauh ketahui tentang fungsi angka tersebut, yaitu:
1. Angka pertama dalam kode pos
Angka 1 = untuk wilayah DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat seperti Depok, Bekasi, Bogor; dan sebagian wilayah lain di Banten (Tangerang Selatan dan Tangerang).
Jadi, setiap surat atau paket yang dikirimkan ke wilayah Jabodetabek ini di depannya selalu diawali dengan angka 1.
Angka 2 = Berlaku untuk wilayah Bengkulu, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, dan Lampung.
Angka 4 = Berlaku untuk wilayah Banten dan Jawa Barat (selain daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
Angka 5 = Kode pos yang berlaku untuk daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Angka 6 = Kode pos untuk daerah Jawa Timur.
Angka 7 = Untuk wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Angka 8 = Berlaku untuk daerah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Angka 9 = Dalam kode pos angka yang satu ini berlaku untuk wilayah Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, papua, dan Papua Barat.
2. Fungsi angka kedua dan ketiga
Sebelumnya untuk angka di awal kode pos ditujukan untuk penomoran daerah. Lalu pada digit angka kedua dan ketiga lebih spesifik lagi. Biasanya, digit tersebut menginterpretasikan kota atau kabupaten tujuan.
Contohnya: Jawa Timur = 6 , Kota Probolinggo = 72. Maka kode posnya = “672xx”.
3. Fungsi angka keempat dan kelima
Setelah penjelasan tentang fungsi penomoran pada kode kos di angka pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya dua angka terakhir, yakni angka keempat dan kelima.
Biasanya dalam penomoran kode pos digit angka kedua dari terakhir ini menunjukkan untuk kecamatan dan desa atau kelurahan.
Sejauh ini, Sobat SJ sudah sampai jauh dong mengetahui fungsi angka-angka di balik kode pos yang berlaku di negara kita?