Baru-baru ini kita ketahui bersama bahwa Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore waktu setempat, yang mengakibatkan beberapa desa tertutup debu vulkanik atau awan panas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun menetapkan gunung tertinggi di Jawa Timur ini berada di level II atau waspada. Dengan level aktivitas gunung tersebut tentunya warga wajib menjauh dari lokasi yang ditentukan.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bencana susulan dari gunung yang sedang mengalami aktivitas. Level aktivitas gunung berapi sendiri memiliki tingkatan berbeda-beda. Di Indonesia tingkat aktivitas gunung berapi terbagi menjadi 4 status/level. Berikut keterangannya:
1. Level I (Normal)
Level satu ini berarti menandakan bahwa kondisi aktivitas gunung api normal dan tidak adanya kelainan atau perubahan yang terlihat dari hasil pengamatan visual, kegempaan/seismik dan kejadian vulkanik lainnya. Gunung berapi dalam level ini masih bisa dikatakan aman dan tidak meletus hingga waktu tertentu.
2. Level II (Waspada)
Padal level II ini menandakan bahwa kondisi gunung api berada di atas normal dari aktivitasnya yang dilihat secara visual atau seismik dan mengalami sedikit perubahan aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal. Melansir dari Kompas, catatan MAGMA Indonesia per Jumat (10/12/2021) menunjukkan ada 17 gunung berapi berstatus waspada di Indonesia.
3. Level III (Siaga)
Gunung berapi yang aktivitas seismiknya mengalami peningkatan secara intensif dan secara aktivitas kawah atau visualnya juga terdapat perubahan akan diberikan status atau level siaga. Biasanya juga perubahan aktivitas gunung berapi akan diikuti dengan letusan pada level ini. Diketahui gunung api dengan status aktif siaga di Indonesia antara lain Gunung Ili Lewotolok (NTT), Gunung Merapi (DIY-Jawa Tengah) dan Gunung Sinabung (Sumatra Utara).
4. Level IV (Awas)
Pada status awas menandakan bahaya dari gunung api dan biasanya gunung akan segera atau sedang meletus. Pada status ini bentuk abu atau asap akan menjadi letusan awal pada gunung menjelang letusan utamanya.