Indonesia menyimpan sumber daya alam melimpah yang berpotensi dikembangkan menjadi produk bernilai jual. Di sektor industri makanan, biji kedelai dipakai jadi bahan makanan rumah tangga pengisi menu harian, seperti berupa tahu dan tempe. Namun, potensi kedelai telah berkembang jadi salah satu produk kerajinan makanan ringan, salah satunya keripik tempe Sanan.
Secara turun-temurun, sentra industri rumahan pengolah keripik tempe di Kampung Sanan, Kota Malang, Jawa Timur telah berlangsung puluhan tahun. Eksistensinya telah memoncerkan jenama permukiman di situ sebagai “Kampung keripik tempe Sanan”. Sebagian besar warga di situ mengusahakan keripik tempe sebagai sarana pengumpul pundi rezeki.
Kampung ini tepatnya beralamat di Jalan Sunandar Priyosudarmo, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Bila Sobat tertarik berkunjung, lokasinya berjarak 5,5 kilometer dari Terminal Arjosari atau 2,3 km dari Stasiun Malang.
Dibandingkan hasil olahan dari daerah lain, keripik tempe buatan warga Sanan terkenal renyah. Sensasi “kriuk” itu membuat produk rumahan ini bertumbuh laris dengan cepat. Ada bermacam merek produk keripik tempe yang dinamai menurut kreasi pembuatnya.
Resep Ciri Khas
Seiring waktu, di pasaran makanan ringan muncul produk jajanan baru, termasuk yang diusahakan oleh sejumlah artis terkenal. Meskipun begitu, keripik tempe ala Sanan tetap menjadi favorit oleh-oleh khas Malang yang tidak pernah lekang oleh waktu.
Apa, ya, taktik industri keripik tempe di Sanan sehingga bisa menjadi yang utama di tengah persaingan pasar camilan?
Ternyata, kekhasan perajin keripik tempe di Sanan karena masih menggunakan bahan-bahan alami. Proses produksi juga mempertahankan cara tradisional yang diwariskan turun-temurun dari nenek moyang mereka. Hal inilah yang menjadikan kualitas dan sentuhan “kriuk” dari keripik tempe ini tidak pernah berubah.
Namun, tidak dimungkiri sentra industri keripik tempe ini akan mendapat tantangan dan persaingan dari jajanan artis yang dikemas menarik dan memakai strategi promosi lebih modern.
Para perajin keripik tempe pun berupaya mengembangkan teknik pemasaran yang lebih baik. Beberapa cara yang dilakukan antara lain ialah menjalin kerja sama dengan toko oleh-oleh terkenal di Kota Malang, serta memperluas jangkauan pemasaran melalui media sosial.
Salah satu jenama dari Sanan, yaitu Keripik Tempe Rudi, misalnya, rutin dipasarkan melalui toko oleh-oleh juga lokapasar ternama untuk menjangkau pembeli daring. Keripik ini juga mengisi bar makanan sebagai layanan kamar hotel bintang lima di Malang.
Pengusaha keripik tempe di Kampung Sanan yang lain bahkan melayani pemesanan hingga luar Kota Malang. Muhammad Hidayat Wicaksono, pemilik Keripik Tempe Melati, menerima banyak permintaan dari konsumen dan distributor toko cendera mata di sejumlah daerah, antara lain Kediri, Tangerang di Jawa Barat, dan Denpasar, Bali.
Paket Wisata
Dari bermacam strategi itu, perajin keripik tempe di Sanan tetap meyakini menjaga standar kualitas dan rasa keripik merupakan kunci utama keberhasilan. Belakangan, sembari mempertahankan sentra industri keripik tempe di daerah ini, mereka menjajal beragam pengembangan produk. Konsumen lantas juga dimanjakan dengan variasi dan inovasi, seperti keripik tempe rasa pedas, asin, manis, dan sebagainya.
Kerenyahan keripik tempe ini membuat banyak orang dari berbagai kota datang berkunjung. Ada yang sekadar ingin membeli, tapi ada pula yang ingin belajar. Banyaknya pengunjung mendorong Paguyuban Perajin Tempe Sanan membuka paket wisata.
Warga Sanan tak pelit berbagi ilmu. Saat berkunjung, wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatannya. Rudi, misalnya, memperbolehkan pengunjung masuk ke rumahnya dan mengamati cara membuat keripik yang renyah dan gurih. Buat Sobat yang datang, kamu bisa sekaligus mencicip dan membeli produk dengan harga miring.
“Kuncinya adalah bumbu yang bagus dan tak pelit minyak goreng. Bahan yang bagus menghasilkan rasa yang enak,” kata Rudi, seperti dilansir Kompas.
Saat libur hari raya Lebaran, warga Sanan umumnya tak lagi sibuk di dapur membuat keripik. Namun, wisatawan tetap bisa datang untuk membeli langsung. Nah, Sob, apakah kamu sudah berencana akan ke Malang liburan nanti? Cobalah mampir ke Kampung Sanan!