Sejarah mencatat, kehadiran kereta api pertama di Indonesia terjadi sejak zaman Tanam Paksa (1825). Seiring berjalannya waktu pun, dunia perkeretaapian Indonesia mengalami perubahan, hingga munculnya Kereta Rel Listrik atau disingkat KRL.
Kereta Rel Listrik sendiri merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik, sehingga tidak memerlukan lokomotif terpisah seperti kereta api dengan pembakaran batu bara atau kayu.
Tapi tahu kah kamu, kapan KRL pertama kali dipergunakan di Indonesia?
Kereta dengan tenaga listrik ini, pertama kali hadir di Indonesia pada 6 April 1925. Saat itu, KRL dipergunakan untuk menghubungkan Batavia (Tanjung Priok) dengan Jatinegara atau Meester Cornelis, bertepatan dengan ulang tahun ke-50 Staatsspoorwegen dan peresmian Stasiun Tanjung Priok.
Ada dua KRL yang dipergunakan yang bisa disambung menjadi 4 kereta saat itu dan kereta listrik pertama Indonesia tersebut dibuat oleh perusahaan asal Belanda bernama Werkspoor dan Heemaf Hengelo.
Memasuki tahun 1930, elektrifikasi jalur kereta api pun melebar hingga Buitenzorg atau Bogor. Tentu saja, penggunaan angkutan kereta listrik tersebut menjadi idola masyarakat, pasalnya ini menandakan dibukanya sistem angkutan umum massal yang ramah lingkungan dan sistem transportasi paling maju di Asia pada zamannya.
Diketahui, tipe kereta listrik pertama di Indonesia yakni lokomotif listrik ESS 3200. Selain itu terdapat juga seri ESS3201 yang khusus menangani saran, prasarana dan operasional kereta listrik di Jakarta.
Tidak hanya itu saja, lokomotif listrik di luar pabrikan Belanda pun hadir seperti lokomotif listrik seri 3000 buatan Swiss Locomotive & Machine Works (Swiss)-Brown Boverie Cie dan lokomotif seri 3100 buatan Allgemeine Electricitat Gesellschaft (Jerman).

Sayangnya, setengah abad kemudian, kehadiran kereta listrik dari Eropa tersebut digantikan oleh lokomotif dari Jepang tepatnya pada 1976. Menurut catatan Heritage KAI sendiri penampakan kereta listrik pertama Indonesia yang masih bisa dijumpai wujudnya adalah seri ESS3201 yang bisa ditemukan di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan.
Melihat kondisi yang cukup memprihatinkan, pada 2007 kereta listrik ESS3201 sempat direhabilitasi ke bentuk asli. Dua tahun kemudian tepatnya pada 28 April 2009, lokomotif listrik seri ESS3201 sempat dipindah keberadaannya ke Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara selama 5 bulan. Setelah itu pada 2 September 2009 kereta listrik bersejarah tersebut kembali ke Balai Yasa Manggarai.