Sobat, pernah nggak, sih, kamu bertanya-tanya ketika lagi duduk santai di taman, tiba-tiba diganggu oleh nyamuk? Pasti merasa menyebalkan kan? Kenapa nyamuk selalu mengincar darah kita? Nah, ada beberapa penyebab, kenapa nyamuk suka menggigit manusia.
Menurut eksperimen yang dilakukan oleh para peneliti di Zambia terhadap spesies nyamuk Anopheles gambiae, diketahui beberapa jenis aroma pada manusia dapat menarik nyamuk ketimbang dengan bau-bauan lainnya. Karena inilah, kenapa nyamuk suka menggigit dan menghisap darah manusia.
Eksperimen Peneliti
Untuk melakukan keperluan eksperimen tersebut, para peneliti di Zambia membuat fasilitas dengan ukuran sebesar gelanggang skating. Pada bagian perimeternya, para peneliti pun meletakkan enam tenda yang disaring menjadi tempat tidur untuk kebutuhan peserta uji penelitian.
Dari tenda-tenda tersebut, menghasilkan udara yang membawa bau nafas, aroma tubuh dari para peserta yang unik. Hasil udara para peserta tersebut dipompa menuju tabung panjang ke fasilitas utama yang terdapat bantalan penyerap. Setelah itu udara nafas dan aroma tubuh peserta dihangatkan untuk diberi umpan ke habitat nyamuk dengan karbon dioksida.
Ketika nyamuk-nyamuk telah berkumpul di fasilitas utama berukuran 20×20 meter, pergerakkannya pun lalu dilacak menggunakan kamera inframerah. Diketahui, beberapa aroma tersebut ternyata menarik perhatian nyamuk daripada yang lainnya.
Peneliti mencatat, nyamuk paling tertarik pada asam karboksilat di udara termasuk asam butirat, senyawa yang ada dalam keju (baunya seperti Limburger). Asam karboksilat ini diproduksi oleh bakteri pada kulit manusia dan cenderung tidak terlihat.
Di tempat yang sama dengan tenda yang berbeda, nyamuk juga tampak terhalang oleh wangi kimiawi lain yakni eucalyptol yang biasanya terdapat pada tanaman. Adapun sampel eucalyptol yang dihasilkan diduga berhubungan dengan pola makan salah satu peserta.
“Temuan ini membuka pendekatan untuk mengembangkan umpan atau penolak yang dapat digunakan dalam perangkap untuk mengganggu perilaku pencarian inang nyamuk, sehingga mengendalikan vektor malaria di daerah endemik penyakit ini,” jelas Edgar Simulundu salah satu peneliti yang menulis studi tersebut.
Adapun tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengetahui bagaimana nyamuk menjadi penyebab malaria di wilayah sub-Sahara Afrika. Di wilayah tersebut malaria telah menyebabkan lebih dari 600 ribu kematian per tahun, dengan korban rata-rata di bawah 5 tahun dan wanita hamil.
Di sisi lain, peneliti bernama McMeniman yang ikut dalam penelitian ini menulis dalam jurnal Current Biology bahwa nyamuk paling aktif untuk menghisap darah manusia pada pukul 10 malam hingga 2 pagi.