Belum lama ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang menargetkan pasar global dalam meningkatkan penjualan industri makanan dan minuman khas Indonesia. Guna mencapai tujuannya tersebut, Kemenperin memilih bekerjasama untuk gandeng Taiwan.
Hal tersebut diketahui karena selama masa pandemi Covid-19 ini industri makanan dan minuman selalu berada di sisi positif. Bahkan industri tersebut mampu menjadi salah satu sektor unggulan di Tanah Air.
Dilihat selama kuartal III tahun 2021 ini industri makanan dan minuman telah berkontribusi hingga 38,91% terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Tidak hanya itu, pada tahun ini pun permintaan produk pangan baik dari domestik maupun internasional sedang mengalami peningkatan yang relatif stabil. Seperti dikatakan Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.
“Kami terus mendorong kerja sama antar pemangku kepentingan di sektor industri makanan dan minuman, salah satunya dengan Taiwan. Kerjasama kedua negara perlu didorong untuk memenuhi permintaan global akan produk pangan,” ujar Putu
Melalui kerjasama ini diharapkan lebih memprioritaskan kolaborasi industri dengan pihak-pihak dari dalam negeri seperti Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Balai Besar Industri Agro (BBIA), dan Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK).
Dari kerjasama tersebut Putu berharap dapat membawa manfaat bagi industri makanan dan minuman dari kedua negara, serta peningkatan perdagangan dan investasi antar kedua negara sebagai bagian dari rantai pasok global.
Diharapkan juga kedepannya forum tersebut bisa menciptakan kerjasama untuk pemanfaatan teknologi yang tepat guna terutama bagi industri kecil dan menengah. Hal serupa juga diungkapkan Sekretaris Direktorat Industri Agro Kemenperin, Mohammad Ari Kurnia Taufik.
Di mana ia mengatakan kerjasamanya dengan Taiwan kali ini memiliki target yang berbeda, yakni adanya transfer teknologi dan peningkatan kualitas mutu pangan, termasuk salah satunya melalui industri hilirisasi pangan.
Selain itu, beberapa agenda yang dibahas mengenai hal tersebut, antara lain peluang kerja sama di bidang hilirisasi porang, pengembangan konsentrat pakan hijauan, dan makanan berbasis tumbuhan yang memiliki tekstur daging. Termasuk di dalamnya analisis food contact materials, analisis microplastic, dan analisis pestisida pada minyak atsiri.