Kelompok sains mahasiswa di Indonesia dalam memanfaatkan dan mengembangkan teknologi bisa dibilang berkembang cukup pesat. Banyak teknologi-teknologi canggih yang diciptakan mahasiswa Indonesia untuk memudahkan manusia dalam beraktivitas.
Salah satunya kelompok mahasiswa dari Universitas Brawijaya Malang yang terdiri dari Anis Miftachurochmah, Astrida Wahyu Umayanti, Fadhil Fadilaturohman dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), Ahmad Badrus Sholeh, Delia Hani Wakhida, dan Galih Yulian Bintoro dari Fakultas Teknik yang membuat desain alat ekstraksi ikan gabus untuk membantu UKM dalam meningkatkan produktivitas albumin, bernama Chaselogy.
Chaselogy merupakan alat yang digagas oleh tim dan menyediakan dua fungsi proses sekaligus, yakni ekstraksi dan pasteurisasi (proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri).
Selain itu, alat ini memiliki sistem double jacket yang mampu menghantarkan panas yang minimum dalam proses pasteurisasi agar produk albumin tetap terjaga kualitasnya dan penerapan gaya sentrifugal memiliki kecepatan 1400 rpm.
Kelompok mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang ini menjelaskan ide membuat Chaselogy bermula saat berkunjung ke sebuah usaha bidang pengolahan albumin ikan gabus di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Saat itu, tim mahasiswa UB melihat pengusaha tersebut kesulitan meningkatkan albumin ikan gabus, karena waktu ekstraksi memperkecil jumlah albumin yang dihasilkan. Dengan dibuatnya Chaselogy, pengusaha merasakan proses ekstraksi semakin cepat sehingga lebih efisien waktu dan meningkatkan produktivitas albumin.
Rencananya, desain alat buatan mahasiswa Universitas Brawijaya ini akan diproduksi secara massal untuk membantu UKM di bidang perikanan. Saat ini, Chaselogy masih terus dilakukan pengembangan.