Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara , pemerintah terus menggenjot keberadaan fasilitas pemurnian dan pengolahan tambang atau smelter logam. Seperti diungkapkan Kementerian Perindustrian dalam sebuah seminar pada Kamis (4 /11/2021).
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan mengungkapkan jika keberadaan smelter logam dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke II tahun ini, sebesar 7,07 persen.
Selain itu, industri logam jika pada kuartal kedua tahun ini pengolahan tambang berperan penting dalam bisa tumbuh sebesar 18,03 persen. Jumlah tersebut meningkat dari periode kedua tahun lalu sebesar 2,76 persen.
Selain itu, dengan adanya pengolahan tambang, dapat menarik investor dan menyerap tenaga kerja kurang lebih sebanyak 100 ribu orang.
“Saat ini industri pengolahan logam, meliputi besi baja, alumina, tembaga, nikel dan feronikel dapat menarik total investasi sebesar USD 46 miliar dan menyerap tenaga kerja hampir 100 ribu orang tenaga kerja,” jelas Arus Gunawan dalam webinar yang diselenggarakan Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia.
Ekspor produk stainless steel Indonesia pada 2021 mengalami peningkatan dari tahun lalu. Tercatat, pada 2020 mencapai USD 4 miliar, sedangkan pada Juli tahun ini telah mencapai USD 6 miliar. Hasil positif tersebut tak lepas dari strategi Kemenperin yang sedang dijalankan.
Beberapa strategi yang disiapkan Kemenperin dalam menggenjot hilirisasi industri di antaranya:
– Mencanangkan program Makin Indonesia 4.0
– Perbaikan alur material dan memperkuat produksi
– Membangun peta jalan zona industri
– Mengembangkan electric vehicle, biofuel hingga energi terbarukan
– Menarik investasi asing dengan menargetkan perusahaan global
– Mempercepat transfer pengetahuan
– Melakukan penguatan sumber daya manusia industri
– Membentuk ekosistem inovasi
– Menerapkan insentif investasi teknologi, dan
– Membuat kebijakan lintas kementerian lembaga dan pemerintah daerah yang harmonis.