Hampir seluruh sekolah di wilayah Indonesia, pada Senin (17/7) telah mulai memasuki tahun ajaran baru. Namun, dari banyaknya tingkat sekolah khususnya Sekolah Dasar (SD), ternyata ada yang sama sekali tidak mendapat murid baru, nih, Sob. Kok bisa?
Sekolah Dasar (SD) tersebut berada di daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Yups, menurut catatan Dinas Pendidikan setempat, sekolah-sekolah yang tidak mendapatkan murid baru antara lain SD Negeri 1 Duri Slahung, SD Negeri 2 Munggu, SD Negeri 2 Tegalombo, SD Negeri 3 Babadan, dan SD Negeri Jalen.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo, Nurhadi Hanuri, kejadian ini terjadi karena program keluarga berencana yang sukses.
“Ini menunjukkan tanda Keluarga Berencana (KB) sukses, terus juga perlu adanya inovasi dari kepala sekolah untuk menyusun program unggulan,” jelas Nurhadi kepada wartawan setempat seperti dikutip CNN Indonesia pada Selasa (18/7).
Dengan tidak adanya murid baru di beberapa SD Negeri tersebut, diharapkan para kepala sekolah beserta guru-guru sekolah dapat menyusun kembali progam unggulan untuk menarik minat masyarakat.
“Perlu adanya inovasi dari kepala sekolah untuk bisa menarik simpati masyarakat di mana dia harus mampu menyusun program unggulan, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat ada,” tambah Nurhadi.
Mengenai re-grouping yang ada di Ponorogo, Nurhadi menjelaskan bahwa saat ini ia dan jajarannya masih menganalisa kembali perkembangan sekolah-sekolah baik secara regional maupun kondisi riil di masyarakat.
Pasalnya, saat ini pun masyarakat di Indonesia sudah bebas memilih atau kebebasan hak masyarakat dalam memilih sekolah untuk belajar. Dinas Pendidikan di Ponorogo pun saat ini tengah melakukan berbagai program pelatihan untuk para guru dan kepala sekolah, agar dapat menciptakan program pendidikan unggulan.
“Sekarang, kan, hak masyarakat mau belajar di mana saja tanpa perlu memilah negeri atau swasta. Kita juga mendorong untuk penguatan karakter yang diharapkan lebih bagus lagi,” sambungnya.
Mengapa perlu penguatan karakter di sekolah?
Nurhadi Hanuri menjelaskan penguatan karakter perlu dilakukan karena untuk menjadikan siswa atau anak didik mudah dalam menerima ilmu pelajaran yang berkualitas serta mampu menangani masalah akademik secara mandiri, pintar masalah agama, budaya dan seni.
Selain itu, siswa-siswi di wilayah Ponorogo bisa mengatasi permasalahan tentang perkembangan teknologi saat ini.
Di sisi lain, ada satu sekolah dasar yang hanya mendapatkan satu siswa baru, yaitu SD Negeri 1 Setono. Sekolah yang dipimpin oleh Kepala Sekolah Prayitno ini menjelaskan pihaknya telah memberikan fasilitas seragam gratis dan uang tabungan.
Namun sayangnya, hanya satu siswa yang mendaftar sebagai murid baru. Sekadar informasi saja, Sob, tahun lalu SD Negeri 1 Setono mendapatkan murid baru sebanyak lima siswa. Menurunnya pendaftaran siswa baru tersebut dipengaruhi oleh keberadaan Madrasah Ibtidaiah di wilayahnya.