Target Indonesia net zero emission atau nol emisi karbon pada 2060 semakin dikejar pencapaiannya. Tak cukup dengan penerapan industri hijau di semua sektor, kini Indonesia melalui PT. Bakrie & Brother Tbk. (BNBR) bekerja sama dengan Envision Group asal Tiongkok akan membangun kawasan industri netral karbon pertama di Indonesia sekaligus Asia Tenggara.
Uniknya, kawasan industri netral karbon ini juga akan dipergunakan untuk mengolah nikel menjadi bahan baterai kendaraan listrik.
“Kawasan industri net zero pertama di Asia Tenggara yang akan dibangun di Sulawesi Selatan tersebut akan dipergunakan memproses material nikel untuk kemudian diolah di Giga Factory yang berada di bawah Envision Group yang tersebar di Inggris, Spanyol, Prancis, dan Amerika Serikat,” ujar Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Bakrie pada Senin (5/6/2023).
Tentunya, kawasan industri yang akan dibangun BNBR ini akan menerapkan prinsip industri hijau, seperti memakai energi dari tenaga angin dan surya, alih-alih bersumber dari fosil. Sumber energi hijau digunakan untuk aktivitas pemurnian bijih nikel, refining, serta manufaktur material baterai dan daur ulang baterai.
Lebih lanjut, pihak BNBR menyebutkan, kawasan industri netral karbon pertama di Asia Tenggara milik Indonesia ini akan memanfaatkan teknologi mutakhir AIoT (Artificial Intelligence dan Internet of Things). AIoT kini menjadi tulang punggung bagi pengembangan ekosistem energi hijau dan kendaraan listrik.
“Kami melihat kemungkinan pengembangan solusi digital net zero di Indonesia, dengan memanfaatkan sistem yang telah dibuat oleh pihak Envision Digital secara komprehensif. Porsi aspek digital dari revolusi industri hijau begitu besar, bahkan tidak banyak orang yang tahu bahwa di setiap kendaraan listrik setidaknya terdapat 3.000 chip, sangat digital sekali,” ujar Anindya Bakrie.
Nggak hanya Indonesia yang melihat potensi pengembangan sektor energi bersih dan kendaraan listrik lewat kerja sama dengan investor luar negeri. Pihak Envision juga menilai Indonesia memiliki masa depan pengembangan industri yang luar biasa.
“Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah di bawah tanah seperti nikel, copper, dan luna, serta sumber daya alam di atas tanah seperti energi angin, surya, dan hidro,” ujar pendiri dan CEO Envision Group Lei Zhang.
Belum ada informasi terkait kapan pelaksanaan terobosan pembangunan kawasan industri netral karbon pertama di Asia Tenggara garapan BNBR dan Envision Group. Namun, melalui kerja sama ini setidaknya bisa mulai mendorong Indonesia bertransformasi menuju masa depan lebih hijau dengan menerapkan teknologi mutakhir.